Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

Tak Hanya Ajaran Agama, Ada Adat juga yang Anjurkan Sunat Sebelum Nikah

Yang Menarik dari Khitan Massal Gratis di Halaman Graha Pena Papua

Sabtu (19/10) akhir pekan kemarin, Cenderawasih Pos bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia menggelar kegiatan Cepos Health Awareness Day. Dari kegiatan ini banyak rangkaian kegiatan yang digelar, salah satunya khitanan massal gratis bagi masyarakat umum.

Laporan: Karolus Daot_Jayapura.

Dua pemuda remaja, terlihat malu-malu saat mendatangi tempat pendaftaran khitanan massal Cenderawasih Pos. Dia adalah Igo Tefa  yang mengaku kelas XII SMA YPK Diaspora  datang bersama teman satu daerahnya, Marto Randi Kase, lulusan SMK dari Kupang NTT.

  Dengan suara lirih, takut  terdengar banyak orang, dua remaja asal NTT ini bertanya.

Baca Juga :  Merasa Aman Bangun Sendiri Kios dengan Sewa Lahan dari Pihak Bintang Mas

  “Om, ada alat cukur bulu kah?” ujar Igo Tefa.

“Buat, apa adik…? Yang ada disini cuma parang,  untuk babat rumput” sahut panitia dengan nada bercanda.

  “Adouww om, ini kita mau ikut khitan massal, jadi kita mau cukur bulu dulu, biar rapi ”ujar Marto Randi Kase.

   Ya, sejak pukul 08.00 WIT satu persatu anak anak dari berbagai kalangan di Kota Jayapura mulai memenuhi halaman Kantor Cendrawasih pos. Ada yang didampingi orang tua, dan juga sanak saudaranya masing-masing. Peminat khitan massa ini, ternyata tidak hanya anak-anak, tapi juga ada orang yang sudah masuk usia dewasa.

  Begitu tiba peserta ini langsung mengisi daftar hadir di meja panitia. Kemudian selanjutnya diarahkan ke tenda operasi tempat khitan massal. Saat operasi berlangsung, situasi berbeda beda, ada yang histeris ketakutan, adapula yang dengan santainya bermain handhpone,  bercanda dengan petugas kesehatan maupun orang tuanya masing masing.

Baca Juga :  Desak Desakan dan Angkat Beban, Bukan Penghalang  Untuk Berpuasa

  Setelah dioperasi, sebagian besar keluar dari tenda dengan wajah lega, melewati “masa menegangkan” bagi sebagian peserta. Terlihat jelas, perbedaanya dari cara jalan. Anak yang dikhitan  semuanya menggunakan sarung, selain itu langkah kakinya sedikit ngangkang.

Yang Menarik dari Khitan Massal Gratis di Halaman Graha Pena Papua

Sabtu (19/10) akhir pekan kemarin, Cenderawasih Pos bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia menggelar kegiatan Cepos Health Awareness Day. Dari kegiatan ini banyak rangkaian kegiatan yang digelar, salah satunya khitanan massal gratis bagi masyarakat umum.

Laporan: Karolus Daot_Jayapura.

Dua pemuda remaja, terlihat malu-malu saat mendatangi tempat pendaftaran khitanan massal Cenderawasih Pos. Dia adalah Igo Tefa  yang mengaku kelas XII SMA YPK Diaspora  datang bersama teman satu daerahnya, Marto Randi Kase, lulusan SMK dari Kupang NTT.

  Dengan suara lirih, takut  terdengar banyak orang, dua remaja asal NTT ini bertanya.

Baca Juga :  Cuti dan Libur Lebaran BPJS Kesehatan Tetap Buka Pelayanan

  “Om, ada alat cukur bulu kah?” ujar Igo Tefa.

“Buat, apa adik…? Yang ada disini cuma parang,  untuk babat rumput” sahut panitia dengan nada bercanda.

  “Adouww om, ini kita mau ikut khitan massal, jadi kita mau cukur bulu dulu, biar rapi ”ujar Marto Randi Kase.

   Ya, sejak pukul 08.00 WIT satu persatu anak anak dari berbagai kalangan di Kota Jayapura mulai memenuhi halaman Kantor Cendrawasih pos. Ada yang didampingi orang tua, dan juga sanak saudaranya masing-masing. Peminat khitan massa ini, ternyata tidak hanya anak-anak, tapi juga ada orang yang sudah masuk usia dewasa.

  Begitu tiba peserta ini langsung mengisi daftar hadir di meja panitia. Kemudian selanjutnya diarahkan ke tenda operasi tempat khitan massal. Saat operasi berlangsung, situasi berbeda beda, ada yang histeris ketakutan, adapula yang dengan santainya bermain handhpone,  bercanda dengan petugas kesehatan maupun orang tuanya masing masing.

Baca Juga :  Lagu Selamat Ulang Tahun Diganti Indonesia Raya

  Setelah dioperasi, sebagian besar keluar dari tenda dengan wajah lega, melewati “masa menegangkan” bagi sebagian peserta. Terlihat jelas, perbedaanya dari cara jalan. Anak yang dikhitan  semuanya menggunakan sarung, selain itu langkah kakinya sedikit ngangkang.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya