SENTANI-Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) yang selama ini berjualan di pinggir Jalan Kota Sentani, akhirnya ditertibkan oleh pihak Distrik Sentani dengan membongkar paksa sejumlah lapak jualan mereka yang masih berada di pinggir jalan. Kebijakan pemerintah distrik itu ditentang beberapa pedagang PKL. Mereka melayangkan aksi protes keras kepada pihak distrik karena tidak terima lapak jualannya dibongkar paksa.
“Kami tidak terima dengan cara seperti ini. Siapa yang mau tanggung jawab kehidupan keluarga saya kalau ini dibongkar,”ungkap Ahmad, salah satu PKL yang tidak terima lapaknya dibongkar paksa, Selasa (5/3).
Tidak hanya itu, beberapa mama Papua yang sehari-harinya berjualan pinang dan makanan di pinggir jalan dekat Hawai juga melakukan aksi protes. Mereka menuntut pihak pemerintah harus adil melaksanakan penertiban lapak yang ada di sepanjang jalan utama Kota Sentani itu. Mereka juga meminta agar pemerintah menyediakan tempat yang layak untuk berjualan setelah lapak mereka dibongkar.
“Kita minta, kalau ada penertiban seperti ini maka harus ada tempat yang disediakan untuk kita,”ungkap salah satu warga yang enggan dikorankan namanya.
Sementara itu, Kepala Distrik Sentani Budi Yoku menyatakan, tetap konsisten dengan keputusan yang sudah diambilnya.
Menurutnya, penertiban yang dilakukan pihaknya itu merupakan bagian dari tahapan sosialisasi dan upaya persuasif yang sudah dilakukan pihak pemerintah distrik selama ini. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi PKL untuk tidak mengikuti aturan diberikan oleh pemerintah. Bahkan kata dia, sosialisasi dan surat pemberitahuan secara resmi sudah dilakukan sejak Oktober 2018 lalu. Namun hingga saat ini, masih ada oknum PKL yang tidak mengindahkan aturan yang dikeluarkan pihak distrik itu.”Tidak ada pilihan selain kita tertibkan, kota kita semakin tidak terurus jadi harus ditata,”tegas Budi Yoku.(roy/tho)
SENTANI-Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) yang selama ini berjualan di pinggir Jalan Kota Sentani, akhirnya ditertibkan oleh pihak Distrik Sentani dengan membongkar paksa sejumlah lapak jualan mereka yang masih berada di pinggir jalan. Kebijakan pemerintah distrik itu ditentang beberapa pedagang PKL. Mereka melayangkan aksi protes keras kepada pihak distrik karena tidak terima lapak jualannya dibongkar paksa.
“Kami tidak terima dengan cara seperti ini. Siapa yang mau tanggung jawab kehidupan keluarga saya kalau ini dibongkar,”ungkap Ahmad, salah satu PKL yang tidak terima lapaknya dibongkar paksa, Selasa (5/3).
Tidak hanya itu, beberapa mama Papua yang sehari-harinya berjualan pinang dan makanan di pinggir jalan dekat Hawai juga melakukan aksi protes. Mereka menuntut pihak pemerintah harus adil melaksanakan penertiban lapak yang ada di sepanjang jalan utama Kota Sentani itu. Mereka juga meminta agar pemerintah menyediakan tempat yang layak untuk berjualan setelah lapak mereka dibongkar.
“Kita minta, kalau ada penertiban seperti ini maka harus ada tempat yang disediakan untuk kita,”ungkap salah satu warga yang enggan dikorankan namanya.
Sementara itu, Kepala Distrik Sentani Budi Yoku menyatakan, tetap konsisten dengan keputusan yang sudah diambilnya.
Menurutnya, penertiban yang dilakukan pihaknya itu merupakan bagian dari tahapan sosialisasi dan upaya persuasif yang sudah dilakukan pihak pemerintah distrik selama ini. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi PKL untuk tidak mengikuti aturan diberikan oleh pemerintah. Bahkan kata dia, sosialisasi dan surat pemberitahuan secara resmi sudah dilakukan sejak Oktober 2018 lalu. Namun hingga saat ini, masih ada oknum PKL yang tidak mengindahkan aturan yang dikeluarkan pihak distrik itu.”Tidak ada pilihan selain kita tertibkan, kota kita semakin tidak terurus jadi harus ditata,”tegas Budi Yoku.(roy/tho)