Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

Sebanyak 1006 Kasus Stunting Ditemukan di Kabupaten Jayapura

SENTANI -Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Khoirul Lie mengatakan bahwa dari pendataan yang dilakukan pihaknya tercatat bahwa di Kabupaten Jayapura ditemukan 1006 kasus stunting pada balita dan anak.

Mirisnya  jika dipresentase maka ada 13.3 persen dari sekira 20 ribu anak di Kabupaten Jayapura yang terkena stunting. Meski demikian dikatakan  bahwa presentase  tersebut dalam angka dari WHO dikategorikan masih terkendali.

Masih dibilang aman meski angka yang dicapai tidak bisa dibilang sedikit. Lie menyebut bisa dianggap mengkhawatirkan apabila terjadi presentase anak yang terkena sebanyak 20-30 persen. Lalu jika di atas 30-40 persen barulah dikategorikan tinggi.

“Sebenarnya prosentase 13.3 persen untuk di Kabupaten Jayapura kalau dilihat masih di bawah 20 persen dan dalam hitungan Cut Of Point World Health Organization di Indonesia (WHO)  jika yang terkena di bawah 20 persen masih terkendali, sedangkan 20-30 persen kategori masalah sedikit dan 30 persen lebih masuk kategori tinggi, sehingga di Kabupaten Jayapura walaupun terkena kasus stunting ada 1006 balita/anak masih kategori terkendali,”katanya, Senin (7/10) kemarin.

Baca Juga :  Masyarakat Kampung Karya Bumi Gelar Doa Bersama

Khairul Lie menjelaskan, adanya  1006  kasus stunting di Kabupaten Jayapura ini terjadi karena beberapa faktor diantaranya masalah gizi buruk, pola asuh keluarga, faktor lingkungan, maupun adanya penyakit bawaan termasuk akibat pernikahan dini,   hal ini juga menyebabkan sistim reproduksi juga berpengaruh untuk bayi dilahirkan dan masalah lainnya.

Diakui, dari 1006 kasus stunting yang terjadi di Kabupaten Jayapura tersebar di 19 distrik, 5 kelurahan dan 139 kampung. Namun dari data Dinkes untuk distrik yang banyak terkena atau mendominasi ada di Distrik Sentani dan beberapa kelurahannya, dimana balita atau anak anak ditemukan stunting karena pola asuh yang tidak bagus oleh keluarga, fasilitas sarana dan prasarana di rumah yang tidak mendukung seperti sanitasi air bersih masih tidak layak karena ada yang tinggal di Danau Sentani, MCK belum memadai hal-hal inilah yang mengakibatkan adanya kasus stunting di Distrik Sentani cukup tinggi dibanding distrik lainnya di Kabupaten Jayapura.

Baca Juga :  Masalah Dualisme Kepengurusan PGGS  Harus Diselesaikan Bersama

“Untuk pengendalian yang kami lakukan dalam penanganan stunting di Kabupaten Jayapura  yakni dengan upaya pengendalian secara sensitif dan spesifik,”ucapnya.  Dijelaskan, untuk pengendalian spesifik dilakukan langsung oleh Dinkes Kabupaten Jayapura melalui pemberian makanan tambahan, pemberian tablet darah bagi wanita hamil, remaja SMA yang nantinya akan menjadi ibu saat menikah dan hal lainnya secara komprehensif  untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Jayapura.

SENTANI -Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Khoirul Lie mengatakan bahwa dari pendataan yang dilakukan pihaknya tercatat bahwa di Kabupaten Jayapura ditemukan 1006 kasus stunting pada balita dan anak.

Mirisnya  jika dipresentase maka ada 13.3 persen dari sekira 20 ribu anak di Kabupaten Jayapura yang terkena stunting. Meski demikian dikatakan  bahwa presentase  tersebut dalam angka dari WHO dikategorikan masih terkendali.

Masih dibilang aman meski angka yang dicapai tidak bisa dibilang sedikit. Lie menyebut bisa dianggap mengkhawatirkan apabila terjadi presentase anak yang terkena sebanyak 20-30 persen. Lalu jika di atas 30-40 persen barulah dikategorikan tinggi.

“Sebenarnya prosentase 13.3 persen untuk di Kabupaten Jayapura kalau dilihat masih di bawah 20 persen dan dalam hitungan Cut Of Point World Health Organization di Indonesia (WHO)  jika yang terkena di bawah 20 persen masih terkendali, sedangkan 20-30 persen kategori masalah sedikit dan 30 persen lebih masuk kategori tinggi, sehingga di Kabupaten Jayapura walaupun terkena kasus stunting ada 1006 balita/anak masih kategori terkendali,”katanya, Senin (7/10) kemarin.

Baca Juga :  KPU Kabupaten Jayapura Gelar Debat Publik Kedua di PYCH Kota Jayapura 

Khairul Lie menjelaskan, adanya  1006  kasus stunting di Kabupaten Jayapura ini terjadi karena beberapa faktor diantaranya masalah gizi buruk, pola asuh keluarga, faktor lingkungan, maupun adanya penyakit bawaan termasuk akibat pernikahan dini,   hal ini juga menyebabkan sistim reproduksi juga berpengaruh untuk bayi dilahirkan dan masalah lainnya.

Diakui, dari 1006 kasus stunting yang terjadi di Kabupaten Jayapura tersebar di 19 distrik, 5 kelurahan dan 139 kampung. Namun dari data Dinkes untuk distrik yang banyak terkena atau mendominasi ada di Distrik Sentani dan beberapa kelurahannya, dimana balita atau anak anak ditemukan stunting karena pola asuh yang tidak bagus oleh keluarga, fasilitas sarana dan prasarana di rumah yang tidak mendukung seperti sanitasi air bersih masih tidak layak karena ada yang tinggal di Danau Sentani, MCK belum memadai hal-hal inilah yang mengakibatkan adanya kasus stunting di Distrik Sentani cukup tinggi dibanding distrik lainnya di Kabupaten Jayapura.

Baca Juga :  Pusat Perlu Keluarkan Kebijakan yang Tegas untuk Tangani OPM

“Untuk pengendalian yang kami lakukan dalam penanganan stunting di Kabupaten Jayapura  yakni dengan upaya pengendalian secara sensitif dan spesifik,”ucapnya.  Dijelaskan, untuk pengendalian spesifik dilakukan langsung oleh Dinkes Kabupaten Jayapura melalui pemberian makanan tambahan, pemberian tablet darah bagi wanita hamil, remaja SMA yang nantinya akan menjadi ibu saat menikah dan hal lainnya secara komprehensif  untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Jayapura.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya