Wednesday, September 25, 2024
24.7 C
Jayapura

Soft Approach Berhasil: Puji Keberhasilan Tim Negosiasi Bebaskan Pilot Susi Air

JAKARTA-Dalam suasana penuh kehangatan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bertemu dengan tim negosiasi yang berhasil membebaskan Pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens, dari penyanderaan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Pertemuan tersebut berlangsung di Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Senin (23/9/2024). Kapolri memberikan apresiasi atas keberhasilan tim yang mengutamakan soft approach atau pendekatan kemanusiaan dalam operasi penyelamatan ini.

Jenderal Sigit menyampaikan bahwa keselamatan sandera adalah prioritas utama sejak awal operasi. Menurutnya, upaya yang dilakukan tim negosiasi sangat tepat, yaitu menempatkan keselamatan sandera di atas segalanya, tanpa mengedepankan tindakan represif.

“Saya sangat mengapresiasi pendekatan soft approach yang digunakan oleh tim. Alhamdulillah, sandera berhasil dibebaskan dengan aman dan selamat, bahkan dalam kondisi sehat,” ujarnya.

Baca Juga :  Kelompok Egianus Kembali Berulah

Pertemuan ini juga menjadi momen bagi Kapolri untuk mendengarkan langsung cerita mengenai detik-detik pembebasan Kapten Mehrtens dari para negosiator.

Para negosiator, Edison Gwijangge, Yospian Wandikbo, dan Erlina Gwijangge, berbagi pengalaman mereka dalam menghadapi situasi yang sangat berisiko, namun tetap berhasil menyelamatkan nyawa sandera setelah lebih dari 1,5 tahun ditahan KKB.

Kapten Philip Mark Mehrtens, pilot berkebangsaan Selandia Baru, disandera oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023, ketika melakukan penerbangan ke Distrik Paro, Kabupaten Nduga.

Setelah melalui proses negosiasi yang panjang, akhirnya pada 21 September 2024, tim berhasil membebaskannya dan melaporkan keberhasilannya kepada Kapolres Mimika.

Operasi pembebasan ini melibatkan 978 personel dari TNI dan Polri yang terdiri dari 513 personel TNI dan 465 personel Polri. Meskipun melibatkan kekuatan besar, pendekatan soft approach tetap menjadi strategi utama dalam operasi ini.

Baca Juga :  Ikut Di-OTT, Tiga Pejabat Pemprov Maluku Utara Diterbangkan ke Markas KPK

Kapolri menegaskan bahwa pendekatan kemanusiaan ini penting dalam memastikan keselamatan sandera dan menunjukkan komitmen TNI-Polri dalam menyelesaikan konflik tanpa mengorbankan nyawa manusia.

Dalam pertemuan tersebut, Kapolri juga menyampaikan penghargaan kepada seluruh jajaran, termasuk Wakapolda Papua Brigjen Faizal Ramadhani dan Astamaops Kapolri Irjen Verdianto Iskandar, yang turut terlibat dalam operasi ini. (*)

SUMBER: JAWAPOS

JAKARTA-Dalam suasana penuh kehangatan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bertemu dengan tim negosiasi yang berhasil membebaskan Pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens, dari penyanderaan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Pertemuan tersebut berlangsung di Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Senin (23/9/2024). Kapolri memberikan apresiasi atas keberhasilan tim yang mengutamakan soft approach atau pendekatan kemanusiaan dalam operasi penyelamatan ini.

Jenderal Sigit menyampaikan bahwa keselamatan sandera adalah prioritas utama sejak awal operasi. Menurutnya, upaya yang dilakukan tim negosiasi sangat tepat, yaitu menempatkan keselamatan sandera di atas segalanya, tanpa mengedepankan tindakan represif.

“Saya sangat mengapresiasi pendekatan soft approach yang digunakan oleh tim. Alhamdulillah, sandera berhasil dibebaskan dengan aman dan selamat, bahkan dalam kondisi sehat,” ujarnya.

Baca Juga :  Ikut Di-OTT, Tiga Pejabat Pemprov Maluku Utara Diterbangkan ke Markas KPK

Pertemuan ini juga menjadi momen bagi Kapolri untuk mendengarkan langsung cerita mengenai detik-detik pembebasan Kapten Mehrtens dari para negosiator.

Para negosiator, Edison Gwijangge, Yospian Wandikbo, dan Erlina Gwijangge, berbagi pengalaman mereka dalam menghadapi situasi yang sangat berisiko, namun tetap berhasil menyelamatkan nyawa sandera setelah lebih dari 1,5 tahun ditahan KKB.

Kapten Philip Mark Mehrtens, pilot berkebangsaan Selandia Baru, disandera oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023, ketika melakukan penerbangan ke Distrik Paro, Kabupaten Nduga.

Setelah melalui proses negosiasi yang panjang, akhirnya pada 21 September 2024, tim berhasil membebaskannya dan melaporkan keberhasilannya kepada Kapolres Mimika.

Operasi pembebasan ini melibatkan 978 personel dari TNI dan Polri yang terdiri dari 513 personel TNI dan 465 personel Polri. Meskipun melibatkan kekuatan besar, pendekatan soft approach tetap menjadi strategi utama dalam operasi ini.

Baca Juga :  Pakai Pompa Oli Untuk Roasting Kopi, Tak Ada Hand Mixer, Lidi Bambupun Jadi

Kapolri menegaskan bahwa pendekatan kemanusiaan ini penting dalam memastikan keselamatan sandera dan menunjukkan komitmen TNI-Polri dalam menyelesaikan konflik tanpa mengorbankan nyawa manusia.

Dalam pertemuan tersebut, Kapolri juga menyampaikan penghargaan kepada seluruh jajaran, termasuk Wakapolda Papua Brigjen Faizal Ramadhani dan Astamaops Kapolri Irjen Verdianto Iskandar, yang turut terlibat dalam operasi ini. (*)

SUMBER: JAWAPOS

Berita Terbaru

Artikel Lainnya