Friday, November 22, 2024
34.7 C
Jayapura

Tak Ragu Menolak Tawaran jika Karakter Tak Cocok

Kiprah Max Yanto di Dunia Akting setelah Pensiun dari Basket

Peran pertama di bawah arahan sutradara Joko Anwar membuat Max Yanto ketagihan akting setelah tak lagi main basket. Melatih tim-tim komunitas bentuk kecintaannya kepada basket meski sudah tak lagi berkiprah secara profesional.

DIMAS RAMADHAN, Jakarta

PERAN utama memang belum pernah dimainkan Max Yanto. Tapi, untuk ukuran aktor yang baru enam tahun menekuni akting setelah sebelumnya berkiprah sebagai pebasket profesional, bisa main dalam film yang disutradarai sekaligus diperankan Dev Patel jelas sebuah capaian yang tak main-main.

   Patel melejit berkat film Slumdog Millionaire (2008) yang membuatnya masuk nominasi aktor terbaik BAFTA Awards. Delapan tahun berselang, lewat perannya dalam Lion, pelakon Inggris berdarah India itu juga dinominasikan untuk pemeran pendukung pria terbaik.

Baca Juga :  Sohilait Ajak Warga Papua Nonton Film Kaka Bos

   Max berperan sebagai Bhadu dalam film rilisan 2024 dan terbilang sukses secara estetis maupun komersial tersebut. Itu film layar lebar ketiga mantan pebasket kelahiran Lampung Utara, 7 Juli 1983, tersebut.

  ’’Saya memang suka di dunia entertainment, film layar lebar gitu,’’ katanya kepada Jawa Pos yang menemuinya di GOR Universitas Negeri Jakarta pertengahan bulan lalu (16/6).

Max sosok yang sangat mudah dikenali. Maklum, tinggi badannya sangat tak lazim, terutama untuk orang Indonesia: mencapai 215 sentimeter.

   Postur itu pula yang sangat membantunya berkarier di basket sebagai center. Dari 2011 hingga 2018 dia berkiprah di National Basketball League (NBL) yang kemudian bersalin nama menjadi Indonesian Basketball League (IBL).

Baca Juga :  Ada yang Bahas Sampah Hingga Narkoba dan Lampu Sein Motor

   Sejumlah raihan pribadi pernah dia catat. Misalnya, mencatat 26 poin, poin tertingginya dalam sebuah laga, di pertandingan melawan Bimasakti Malang pada NBL 2013. Di musim sebelumnya, dia juga pernah sukses melakukan 16 rebound saat menghadapi Pelita Jaya Jakarta.

    Nah, ketika akhirnya pensiun dari basket setelah membela Hangtuah Sumatera Selatan pada IBL musim 2017–2018, Max akhirnya memilih jalan yang berbeda dibandingkan mayoritas pebasket pada umumnya. Dia meniti jalan di dunia hiburan.

   Max menjajal seni peran dengan membintangi sebuah serial televisi berjudul Folklore: A Mother’s Love pada 2018 lalu. ’’Saat itu saya dapat tawaran dari teman, terus mencoba,’’ ungkap mantan pemain NSH Jakarta itu.

Kiprah Max Yanto di Dunia Akting setelah Pensiun dari Basket

Peran pertama di bawah arahan sutradara Joko Anwar membuat Max Yanto ketagihan akting setelah tak lagi main basket. Melatih tim-tim komunitas bentuk kecintaannya kepada basket meski sudah tak lagi berkiprah secara profesional.

DIMAS RAMADHAN, Jakarta

PERAN utama memang belum pernah dimainkan Max Yanto. Tapi, untuk ukuran aktor yang baru enam tahun menekuni akting setelah sebelumnya berkiprah sebagai pebasket profesional, bisa main dalam film yang disutradarai sekaligus diperankan Dev Patel jelas sebuah capaian yang tak main-main.

   Patel melejit berkat film Slumdog Millionaire (2008) yang membuatnya masuk nominasi aktor terbaik BAFTA Awards. Delapan tahun berselang, lewat perannya dalam Lion, pelakon Inggris berdarah India itu juga dinominasikan untuk pemeran pendukung pria terbaik.

Baca Juga :  Terkendala Dokumen Kependudukan, Tak Bisa Sekolah Formal

   Max berperan sebagai Bhadu dalam film rilisan 2024 dan terbilang sukses secara estetis maupun komersial tersebut. Itu film layar lebar ketiga mantan pebasket kelahiran Lampung Utara, 7 Juli 1983, tersebut.

  ’’Saya memang suka di dunia entertainment, film layar lebar gitu,’’ katanya kepada Jawa Pos yang menemuinya di GOR Universitas Negeri Jakarta pertengahan bulan lalu (16/6).

Max sosok yang sangat mudah dikenali. Maklum, tinggi badannya sangat tak lazim, terutama untuk orang Indonesia: mencapai 215 sentimeter.

   Postur itu pula yang sangat membantunya berkarier di basket sebagai center. Dari 2011 hingga 2018 dia berkiprah di National Basketball League (NBL) yang kemudian bersalin nama menjadi Indonesian Basketball League (IBL).

Baca Juga :  Festival Film Papua ke VII Bakal Dilakukan Di Wamena

   Sejumlah raihan pribadi pernah dia catat. Misalnya, mencatat 26 poin, poin tertingginya dalam sebuah laga, di pertandingan melawan Bimasakti Malang pada NBL 2013. Di musim sebelumnya, dia juga pernah sukses melakukan 16 rebound saat menghadapi Pelita Jaya Jakarta.

    Nah, ketika akhirnya pensiun dari basket setelah membela Hangtuah Sumatera Selatan pada IBL musim 2017–2018, Max akhirnya memilih jalan yang berbeda dibandingkan mayoritas pebasket pada umumnya. Dia meniti jalan di dunia hiburan.

   Max menjajal seni peran dengan membintangi sebuah serial televisi berjudul Folklore: A Mother’s Love pada 2018 lalu. ’’Saat itu saya dapat tawaran dari teman, terus mencoba,’’ ungkap mantan pemain NSH Jakarta itu.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya