Friday, September 20, 2024
24.7 C
Jayapura

Sepakat Akhiri Konflik, Warga Asolokobal Lakukan Ritual Lepas Panah

WAMENA-Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan secara resmi melakukan ritual melepas panah di Distrik Asolokobal, Kabupaten Jayawijaya, sebagai tanda perdamaian dan mengakhiri konflik antar warga Asolokobal dan Wouma, yang berlangsung selama 3 minggu lebih, dimana ritual tersebut sebagai tanda perdamaian dan tak akan lagi melakukanperang lagi secara adat.

   Pelepasan panah tanda perdamaian itu dilakukan oleh gubernur Papua Pegunungan yang diwakili asisten III Setda, Petrus Mahuse, dihadapan parah tokoh Asolokobal di distrik Asolokobal. dalam ritual tersebut Petrus Mahuse mengingatkan warga jika dengan adanya pelepasan panah ini maka harus tinggalkan semua yang membelenggu dalam konflik ini lalu menuju hidup damai.

   “Kita lepaskan kita punya beban, pikiran perasaan, apa semua kita tinggalkan di tanah seperti tadi yang disampaikan, kasih tinggal, kita ingin hidup damai, aman sejahtera dan seterusnya” ungkapnya selasa (9/7) kemarin.

Baca Juga :  Papua Pegunungan Rapatkan Barisan Tangani Stunting

   Kata Mantan Kepala Bappeda Kabupaten Jayawijaya,  Pemprov Papua Pegunungan menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada masyarakat Asolokobal yang telah menyatakan ingin hidup damai sehingga aktivitas masyarakat bisa kembali normaln sehingga bisa melakukan aktifitas seperti sedia kala.

   “Kita hadir sama-sama di sini karena Tuhan Yesus, kita percaya itu. Kita berharap setelah ini selesai kita pu anak -anak bisa sekolah, kita punya mama – mama bisa berjalan seperti biasa lagi berjualan dipasar, dan bisa kembali berkebun” Kata Mahuse.

   Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama perangi minuman keras (Miras) beralkohol yang kerap menjadi pemicu konflik di tengah masyarakat, apabila masyarakat mengetahui tempat penjualan, pembuatan miras bisa memberikan laporan kepada pihak keamanan untuk menindak lanjuti agar tidak terjadi masalah -masalah yang merugikan masyarakat sendiri.

Baca Juga :  Gaji dan Insentif Pegawai yang Tak Bertugas  Bakal Ditahan

  “Pemerintah kita dukung, para tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda mari kita perangi miras ini, karena barang ini merusak generasi kita, merusak anak – anak kita” Ajak asisten III Setda, atas nama Gubernur Papua Pegunungan.

WAMENA-Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan secara resmi melakukan ritual melepas panah di Distrik Asolokobal, Kabupaten Jayawijaya, sebagai tanda perdamaian dan mengakhiri konflik antar warga Asolokobal dan Wouma, yang berlangsung selama 3 minggu lebih, dimana ritual tersebut sebagai tanda perdamaian dan tak akan lagi melakukanperang lagi secara adat.

   Pelepasan panah tanda perdamaian itu dilakukan oleh gubernur Papua Pegunungan yang diwakili asisten III Setda, Petrus Mahuse, dihadapan parah tokoh Asolokobal di distrik Asolokobal. dalam ritual tersebut Petrus Mahuse mengingatkan warga jika dengan adanya pelepasan panah ini maka harus tinggalkan semua yang membelenggu dalam konflik ini lalu menuju hidup damai.

   “Kita lepaskan kita punya beban, pikiran perasaan, apa semua kita tinggalkan di tanah seperti tadi yang disampaikan, kasih tinggal, kita ingin hidup damai, aman sejahtera dan seterusnya” ungkapnya selasa (9/7) kemarin.

Baca Juga :  Gaji dan Insentif Pegawai yang Tak Bertugas  Bakal Ditahan

   Kata Mantan Kepala Bappeda Kabupaten Jayawijaya,  Pemprov Papua Pegunungan menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada masyarakat Asolokobal yang telah menyatakan ingin hidup damai sehingga aktivitas masyarakat bisa kembali normaln sehingga bisa melakukan aktifitas seperti sedia kala.

   “Kita hadir sama-sama di sini karena Tuhan Yesus, kita percaya itu. Kita berharap setelah ini selesai kita pu anak -anak bisa sekolah, kita punya mama – mama bisa berjalan seperti biasa lagi berjualan dipasar, dan bisa kembali berkebun” Kata Mahuse.

   Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama perangi minuman keras (Miras) beralkohol yang kerap menjadi pemicu konflik di tengah masyarakat, apabila masyarakat mengetahui tempat penjualan, pembuatan miras bisa memberikan laporan kepada pihak keamanan untuk menindak lanjuti agar tidak terjadi masalah -masalah yang merugikan masyarakat sendiri.

Baca Juga :  Viktor Yeimo Dituntut Tiga Tahun Penjara

  “Pemerintah kita dukung, para tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda mari kita perangi miras ini, karena barang ini merusak generasi kita, merusak anak – anak kita” Ajak asisten III Setda, atas nama Gubernur Papua Pegunungan.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya