Belasan Mahasiswa Kota Studi Makassar Akhirnya Pulkam
Mahasiswa dengan Kota Studi Makassar saat tiba kembali di Merauke dengan menggunakan pesawat Batik Air, Jumat (4/10) (FOTO : Ist/Cepos )
MERAUKE- Belasan atau tepatnya 15 mahasiswa dari kota studi Makassar akhirnya pulang kampung (Pulkam) ke Merauke dengan menggunakan pesawat Batik, Jumat (4/10). Saat tiba di Bandara Mopah Merauke, kelima belas mahasiswa tersebut naik menggunakan sebuah taksi selanjutnya menuju rumah masing-masing.
Kepulangan mahasiswa Merauke dengan Kota Studi Makassar ini merupakan tindaklanjut dari tuntutan yang dilakukan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Forum Solidaritas Pelajar, Mahasiswa dan Orang tua Papua yang menuntut pemerintah daerah Kabupaten Merauke memulangkan seluruh mahasiswa yang ada di kota studi di Indonesia terutama dari Makassar dengan alasan para mahasiswa tersebut merasa tidak aman dan jiwanya terancam pasca rusuh Wamena.
Sekretaris Daerah Kabupaten Merauke Drs Daniel Pauta mengungkapkan, bahwa pemulangan mahasiswa asal Merauke untuk kota studi Makassar tersebut dibiayai oleh pemerintah daerah sesuai dengan tuntutan dan aspirasi yang disampaikan oleh para mahasiswa yang melakukan aksi demo damai beberapa hari lalu. Namun begitu, lanjut Daniel Pauta, tidak semua mahasiswa yang ada di Makassar tersebut terutama untuk asli Papua balik pulang ke Merauke. Namun masih ada yang tinggal karena marasa masih aman.
Namun demikian, soal kelanjutan dari mahasiswa yang pulang kampung ini menurut Sekda Daniel Pauta bahwa bagi mahasiswa yang dari perguruan tinggi negeri kemungkinan bisa diterima di Universitas Musamus (Unmus) Merauke apabila ada program dan jurusan yang sama dengan mahasiswa tersebut di Unmus. Tapi apabila tidak ada cukup sulit untuk diterima. ‘’Tapi kalau diterima di perguruan tinggi swasta yang ada di Merauke saya pikir tidak ada masalah. Tapi yang akan menjadi masalah kalau jurusan dari mahasiswa yang pindah tersebut tidak ada diperguruan tinggi swasta yang ada di Merauke,’’ jelasnya.
Soal biaya rencana pemulangan ke kota studi nanti untuk melanjutkan kuliah apabila situasi di kota studi sudah kondusif bagi mahasiswa tersebut, Sekda Drs Daniel Pauta mengungkapkan bahwa soal biaya tersebut tergantung kebijakan daerah pimpinan daerah disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang ada. (ulo/tri)
Mahasiswa dengan Kota Studi Makassar saat tiba kembali di Merauke dengan menggunakan pesawat Batik Air, Jumat (4/10) (FOTO : Ist/Cepos )
MERAUKE- Belasan atau tepatnya 15 mahasiswa dari kota studi Makassar akhirnya pulang kampung (Pulkam) ke Merauke dengan menggunakan pesawat Batik, Jumat (4/10). Saat tiba di Bandara Mopah Merauke, kelima belas mahasiswa tersebut naik menggunakan sebuah taksi selanjutnya menuju rumah masing-masing.
Kepulangan mahasiswa Merauke dengan Kota Studi Makassar ini merupakan tindaklanjut dari tuntutan yang dilakukan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Forum Solidaritas Pelajar, Mahasiswa dan Orang tua Papua yang menuntut pemerintah daerah Kabupaten Merauke memulangkan seluruh mahasiswa yang ada di kota studi di Indonesia terutama dari Makassar dengan alasan para mahasiswa tersebut merasa tidak aman dan jiwanya terancam pasca rusuh Wamena.
Sekretaris Daerah Kabupaten Merauke Drs Daniel Pauta mengungkapkan, bahwa pemulangan mahasiswa asal Merauke untuk kota studi Makassar tersebut dibiayai oleh pemerintah daerah sesuai dengan tuntutan dan aspirasi yang disampaikan oleh para mahasiswa yang melakukan aksi demo damai beberapa hari lalu. Namun begitu, lanjut Daniel Pauta, tidak semua mahasiswa yang ada di Makassar tersebut terutama untuk asli Papua balik pulang ke Merauke. Namun masih ada yang tinggal karena marasa masih aman.
Namun demikian, soal kelanjutan dari mahasiswa yang pulang kampung ini menurut Sekda Daniel Pauta bahwa bagi mahasiswa yang dari perguruan tinggi negeri kemungkinan bisa diterima di Universitas Musamus (Unmus) Merauke apabila ada program dan jurusan yang sama dengan mahasiswa tersebut di Unmus. Tapi apabila tidak ada cukup sulit untuk diterima. ‘’Tapi kalau diterima di perguruan tinggi swasta yang ada di Merauke saya pikir tidak ada masalah. Tapi yang akan menjadi masalah kalau jurusan dari mahasiswa yang pindah tersebut tidak ada diperguruan tinggi swasta yang ada di Merauke,’’ jelasnya.
Soal biaya rencana pemulangan ke kota studi nanti untuk melanjutkan kuliah apabila situasi di kota studi sudah kondusif bagi mahasiswa tersebut, Sekda Drs Daniel Pauta mengungkapkan bahwa soal biaya tersebut tergantung kebijakan daerah pimpinan daerah disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang ada. (ulo/tri)