Maskot dan Jinggel yang Akan Menjadi Sejarah
WAMENA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Papua Pegunungan resmi melakukan peluncuran tahapan Pilkada serentak untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serta Bupati dan Wakil Bupati di 8 kabupaten di gedung Aithosa GKI Betlehem Wamena Sabtu (18/5) kemarin.
Dalam peluncuran tersebut KPU Juga melauncing Maskot dan Jinggel Pilkada dengan julukan Yopi, Jago yang artinya Ayo pilih jangan golput, sementara untuk Thema yang diusung Pilkada Damai 2024, Papua Pegunungan bangkit, di depan Komisioner KPU RI Devisi Teknis yang hadir dalam acara tersebut.
Komisioner KPU RI Devisi Teknis Idham Holik menyatakan Pilkada di Provinsi Papua Pegunungan adalah salah satu sejarah baru, dimana Pemilu ini adalah yang pertama bagi masyarakat di 8 kabupaten untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Pegunungan secara langsung.
Di samping itu juga ada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati dari 8 Kabupaten. “Pelaksanaan Pilkada ini secara serentak secara nasional di 36 Provinsi dan 508 Kabupaten /kota se Indonesia, inilah salah satu kegiatan Pilkada yang paling akbar dalam perjalanan sejarah demokrasi elektorat Indonesia,”ungkapnya saat ditemui di Wamena.
Dikatakan, tentunya bagi penyelenggara harus memastikan Pilkada ini berjalan dengan aman, nyaman dan tertib khususnya di wilayah Papua Pegunugan, simbol honai yang dipakai dalam maskot Pilkada ini mengandung arti sebagai tempat masyarakat Papua Pegunugan melakukan musyawarah demokrasi.
“Ini menunjukkan dalam Pilkada ini masyarakat Papua Pegunungan menggunakan kedaulatannya dan menyampaikan hak politik yang dijamin dengan undang-undang baik itu UUD 1945, Undang-undang Pilkada dan Undang-undang otonomi khusus, untuk menentukan masa depan daerah ini,” kata Idham Holik.
Idham juga meyakini jika dalam pelaksanaan tahapan Pilkada di Papua Pegunungan akan berjalan dengan baik dan lancar karena masyarakat sudah memiliki pengalaman, tidak hanya berpartisipasi secara demokratis namun juga saling menghargai satu dengan lainnya, karena dalam demokrasi perbedaan itu adalah hal yang tak bisa dipisahkan.
“Saya percaya masyarakat di Papua Pegunungan bisa melakukan itu semua sebab modal keamanan, kekondusifan, keharmonisan sosial adalah modal untuk kita menyelenggarakan tahapan Pilkada ini, dan jangan melihat Pilkada dalam kontestasi antara peserta saja, namun yang terpenting bagaimana masyarakat menggunakan kedaulatannya,”jelasnya.