Martha Bayu Wijaya menjelaskan, bahwa pengiriman babi tersebut dapat dilakukan setelah pihaknya meminta rekomendari dari pemerintah Kabupaten Jayawijaya dimana sebelumnya telah mengirimkan surat rekomendasi dari Provinsi Papua Selatan terkait status penyakit Antraks di Provinsi Papua Selatan itu.
Bagaimana tidak, adanya kasus tersebut harga babi sekarang turun signifikan, karena permintaan dari konsumen turun. Bahwa peternak yang mau menjual babinya juga sulit, karena pedagang jarang ada yang mau, bahkan permintaan dari konsumen berkurang.
"Ternak yang dimusnahkan ini karena lokasinya berdekatan dengan kasus ternak babi mati dari bulan Januari hingga Maret 2024 di wilayah Sentani Timur. Jadi agar tidak menyebar, karena jarak 100 meter sangat mudah menyebar virus ASF maka dilakukan pemusnahan,"ujarnya.
Terlebih kata dr Aaron, penyebaran virus polio di lingkungan masyarakat didukung dengan perilaku hidup yang tidak bersih dan sehat, tidak tersedianya jamban sanitasi dan sikap masyarakat yang cuek.
Pasalnya bila sudah terlanjut masuk atau tersebar virus atau penyakit hewan menular ini, tentu tidak hanya berdampak kepada kematian ternak saja, tapi juga bisa berimbang kepada masalah ekonomi yang berkepanjangan. Sebab, untuk pemulihan atau pemusnhana penyebab penyakit tentu butuh waktu yang cukup lama.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua MP Koibur, menyebut hingga hari ini di Provinsi Papua tidak ditemukan virus ASF. Hal ini dikarenakan pihaknya telah melakukan penutupan akses ternak dan produk olahan babi dari luar daerah.
“Surveilans kami fokuskan di Kabupaten Jayapura, lantaran populasi ternak babi banyak di daerah tersebut, selain itu juga menjadi lalu lintas masuknya ternak babi dari Kabupaten Sarmi dan bandara,” ucapnya.
Sabelina mengatakan, setengah dari populasi ternak babi di Mimika telah mati akibat ASF alias Demam Babi Afrika tersebut. Sabelina menyebut, pemerintah tengah gencar memutus mata rantai penyebaran ASF agar ternak babi yang masih tersisa diupayakan untuk diselamatkan.
Dengan setengah populasi babi yang masih tersisa kata Sabelina harus diselamatkan. Ia pun meminta masyarakat agar bersama pemerintah memutus mata rantai penyebaran ASF dengan tidak membuang bangkai babi sembarangan serta meningkatkan keamanan hayati (biosecurity).
Normalnya, sistem kekebalan tubuh yang sehat biasanya melindungi tubuh dari bakteri, virus, dan benda asing lainnya. Namun, pada penderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel-sel sehat dalam tubuh.