“Kita berharap akhir Oktober, wabah ASF sudah selesai. Nantinya kita bersama veteriner Karantina Hewan Jayapura dan unsur terkait melakukan kajian kembali, setelah itu kita melaporkan hasil kajian tersebut ke gubernur untuk menerbitkan SK menurunkan status wabah menjadi status tertular,” kata Koibur, kepada wartawan
Direktur RSUD Abepura melalui Kabid Yanmed RSUD Abepura, dr. Monalisa A. Manufandu menjelaskan cacar biasa dengan virus Mpox memiliki perbedaan dengan cacar air biasa. Perbedaan yang paling umum, Mpox akan terjadi pembesaran kelenjar getah bening, atau dalam bahasa medis limfadenopati. Sementara cacar air tidak.
Kabar baiknya lagi adalah meski gejalanya mirip dengan Mpox namun pihak rumah sakit menyatakan jika pasien tersebut terkena cacar air dan bukan Mpox seperti yang disebutkan diawal. Melalui Direktur RSUD Abepura, Kabid Yanmed RSUD Abepura, dr. Monalisa A. Manufandu menyampaikan pasien tersebut terdiagnosis cacar air dan dirawat sejak 4 September 2024 lalu dan kini sembuh.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Johnson Ubra mengatakan, sistem yang dibuat ini terintegrasi dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mimika, otoritas keamanan bandara dan pelabuhan.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Bandara Moses Kilangin Timika, Papua Tengah, Soekarjo mengatakan, sejauh ini Pemerintah Kabupaten Mimika dalam hal ini Dinas Kesehatan belum berkoordinasi dengan otoritas bandara terkait upaya antisipasi serta pencegahan masuknya virus Monkeypox (Mpox) alias cacar monyet di Mimika.
Menanggapi hal itu, Direktur RSUD Abepura, dr. Daisy C. Urbinas, menegaskan bahwa pasien yang tengah dirawat di RSUD Abepura bukan pasien dengan diagnosa virus cacar monyet (Monkeypox) tapi cacar biasa.
Menurut Sri, mekanisme sebenarnya untuk memastikan pasien mengidap penyakit tersebut harusnya dari rumah sakit mengirim hasil pemeriksaan ke Labkesmas dan dilakukan pengujian, baru bisa dipastikan positif atau tidak.
Terkait hal ini Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Khoirul Lie melalui Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Edward Sihotang mengatakan, kasus cacar monyet memang terjadi Indonesia, namun tidak ditemukan di masyarakat Kabupaten Jayapura. Meski demikian tetap harus dilakukan antisipasi namun tidak perlu panik.
Kepala Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Merauke Syarif Katili ditemui media ini di kantornya, mengungkapkan bahwa kendati kasus yang lagi menjadi kekuatiran dunia tersebut belum ada masuk di Merauke namun pihaknya tetap melakukan kewaspadaan dengan melakukan kesiapsiagaan.
Edaran penggunaan masker ini dikeluarkan Selasa (3/9) kemarin pasca beredar edaran semua tenaga medis, pasien maupun pengunjung RSUD Abepura harus menggunakan masker. "Memang sampai saat ini belum masuk ke Papua, tapi kami antisipasi jangan sampai terlena seperti Virus Corona," ujarnya.