"Kita di Kabupaten Jayapura sudah bebas dari virus African Swine Fever (ASF), akan tetapi dari laporan terakhir yang kami terima ada beberapa ternak babi di Kota Jayapura yang mati serentak, kami harapkan masyarakat di Kabupaten Jayapura yang memiliki ternak babi tetap waspada," katanya kepada Cenderawasih Pos, belum lama ini.
Salah satu petani penanaman daun betatas untuk pakan ternak babi, di Arso 6, Kabupaten Jayapura, Paulus Toding mengaku permintaan daun betatas untuk makanan campuran ternak babi mengalami penurunan.
Hanya yang terjadi di lapangan arus pengirimannya masih sering dilakukan. Kepala BKHIT Papua Pegunungan Abdul Kadir Loji menyatakan secara organisasi pihaknya terus mengawasi, dimana untuk tahap awal telah dibuka karpet disinfektan di areal bandara untuk mencegah masuknya ASF.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jayawijaya Hendri Tetelepta mengaku desember lalu Dinas Peternakan Provinsi Papua Pegunungan sudah mengeluarkan informasi apabila di Jayawijaya sudah ditemukan adanya virus ASF, namun sampai sekarang pihaknya masih menunggu apa kebijakan dan tindak lanjut dari mereka.
Rabies adalah virus mematikan yang mudah menular dan menyerang susunan saraf pusat baik pada manusia maupun hewan-hewan seperti kera, kucing, kelelawar, maupun hewan berdarah panas lainnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, dr Ni Nyoman Sri Antari menegaskan bahwa sampai saat ini HMPV belum terdeteksi masuk ke Kota Jayapura. "Kita sudah koordinasi di semua pintu masuk seperti di bandara Sentani dan pelabuhan, saat ini belum masuk atau tidak ditemukan kasus itu," ujar dr Ni Nyoman Sri Antari saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos
Sekretaris Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Provinsi Papua Pegunungan Malhai Mabel mengatakan sebanyak 6 kasus wabah demam babi atau ASF tersebut telah ditemukan di provinsi Papua Pegunungan.
Penularan virus ASF dapat melalui penularan langsung yaitu adanya kontak langsung dengan babi tertular ASF, kemudian penularan tidak langsung dapat melalui pakan sisa (swill), orang (peternak, pedagang, dokter hewan, paramedis, anak kandang,dll), fomites (objek atau material yang dapat membawa agen penyakit, antara lain: pakaian, sepatu/sandal, peralatan, kendaraan) Kepala Karantina Papua Selatan Cahyono mengatakan, tingkat kematian babi yang terkena mencapai 100%.
Steven mengaku, akibat sedikitnya stok babi tersebut harga babi melambung dan bisa mencapai belasan juta rupiah per satu ekor babi jika dijual. “Saya antara mau jual atau tidak karena sisa dua ekor. Tapi kalau ada yang mau beli harganya cukup mahal, itu bisa sampai belasan juta rupiah,” ungkap Steven, melalui sambungan telepon.
“Kita berharap akhir Oktober, wabah ASF sudah selesai. Nantinya kita bersama veteriner Karantina Hewan Jayapura dan unsur terkait melakukan kajian kembali, setelah itu kita melaporkan hasil kajian tersebut ke gubernur untuk menerbitkan SK menurunkan status wabah menjadi status tertular,” kata Koibur, kepada wartawan