Sekda Kota Jayapura Frans Pekey mengatakan peserta tersebut merupakan guru guru SD yang ada di Kota Jayapura, seluruhnya Orang Asli Papua (OAP). Kerjasama ini dimulai semasa Pekey menjabat sebagai PJ Walikota Jayapura pada tahun 2022. Tujuan dari kerjasama tersebut untuk mendorong peningkatkan kualitas sumber daya tenaga pendidik di Kota Jayapura.
 Diapun menjelaskan untuk beasiswa KIP ini diberikan kepada mahasiswa yang memenuhi ketentuan yang berlaku. Saat ini sudah ada mahasiwa yang sedang mengikuti berbagai tahapan yang salah satunya tahap wawancara.
 Selain itu juga digelar di beberapa mitra Uncen, diantaranya di SMAN 1 Kabupaten Mimika, SMAN 1 Kabupaten Nabire, dan beberapa daerah lainnya yang bekerjasama dengan Uncen.
 Rencananya, kata Dia, hasil dari penggalangan dana ini akan disalurkan secara langsung ke Distrik Wosak Kabupaten Nduga, sehingga akan tepat sasaran. Tujuan utama aksi sosial yang dilakukan adalah untuk membantu meringankan beban penderitaan para korban bencana tanah longsor. Selain itu juga sebagai bentuk solidaritas dan kepedulian kami terhadap masyarakat yang sedang tertimpa musibah.
 Kegiatan ini menghadirkan Prof Auldry F Wolokouw yang merupakan pakar terkait lingkungan hidup. Disini Aldry bercerita banyak dan menjelaskan tentang manfaat pohon bakau termasuk yang berkaitan dengan perubahan iklim.
 Ketua YPK di tanah Papua, Joni Y. Betaubun mengatakan pihaknya sedang menginput data data para guru YPK di Tanah Papua, yang belum bergelar S1. “Saat ini kami sedang menghimpun guru guru di setiap PSW, di tanah Papua yang belum bergelar S-1," ujarnya usai PKS Progam RPL dengan Pihak Uncen di Aula FKIP Uncen, Selasa (28/5).
Sebab persoalan pembangunan di Papua sampai saat ini masih butuh perhatian serius. Dan untuk menyelesaikan segala perosalan yang ini, maka perlu OAP sendiri yang terlibat didalamnya. Karena mereka yang akan lebih paham akar dari setiap permasalahan yang ada di Papua.
Guru Besar Ilmu Sosiologi Pedesaan, Universitas Cenderawasih Prof. Avelinus Lefaan, MS, mengatakan wacana tersebut perlu dikaji, baik dari sisi penggunaan anggaran, urgensi untuk pemenuhan kebutuhan negara, sehingga tidak terkesan sekedar bagi bagi kue karena memiliki hubungan primordialisme.
 Buku itu juga, kata dia, bentuk pembelaan yang objektif, tentang penegakan hukum di Indonesia, eksaminasi putusan Perkara Barnabas Suebu ini adalah bahwa Barnabas Suebu divonis bersalah tanpa dibuktikan secara benar unsur kesalahannya.
 Dia mengatakan, Jose Nerotouw sebelumnya telah menunjukkan kehebatannya di depan Presiden Joko Widodo pada saat kunjungan ke Papua beberapa bulan lalu. Di mana saat itu, Jose Nerotouw dan beberapa rekannya diuji langsung oleh Presiden Joko Widodo untuk berhitung, karena kepintaran ketepatan dan kecerdasan itu, orang nomor satu di Indonesia itu kemudian menjulukinya sebagai manusia kalkulator.