Sisi positif, dengan izin akses masuk dibuka, maka peluang besar adanya pertumbuhan ekonomi di Papua khususnya di Kota Jayapura. Hal itu didorong dari berbagai hal diantaranya daya jual beli antar dua negara ini akan meningkat.
Menurut Dekan FEB FH Uncen Dr. Frans Reumi, dua Prodi ini rencananya mulai dibuka tahun akademik 2024, hanya saja proses pengurusan administrasinya belum rampung sehingga harus ditunda hingga tahun akademik 2025 mendatang.
Didesain konsep modern, rumah sakit tersebut nantinya akan menjadi rumah sakit terbesar di Indonesia Timur. Hal itu dilihat dari desain bangunan yang bertaraf Internasional.
Untuk meningkatkan kualitas kampus, maka dua hal yang harus dilakukan oleh pihak Uncen, yakni pembenahan kurikulum dan kemudian kualifikasi tenaga dosen.
Papan nama kampus Uncen yang berdiri persis di pinggir jalan protokol Sentani – Abepura meski terlihat menarik namun siapa sangka di lokasi ini dinyalir digunakan untuk pesta miras.
Adapun Prodi S2 Teknik Sipil ini mulai dibuka sejak tahun 2021 lalu. Seiring perkembangan waktu animo masyarakat terhadap S2 Teknik Sipil cukup tinggi. Dimana hingga angkatam ketiga saat ini jumlah lulusan sudah 23 Mahasiswa.
PJ Bupati Jayawijaya Thony M Mayor, S.pd, MM menyatakan ditahun lalu pemda Jayawijaya sudah merekut 18 siswa yang saat ini sedang mengeyam pendidikan di Fakultas Kedokteran Uncen di Jayapura, untuk tahun 2024 ini pemda Jayawijaya kembali melakukan seleksi untuk 10 orang bagi siswa SMA yang baru lulus kemarin di beberapa sekolah yang ada di Wamena.
Rektor Uncen, Oscar Oswald O. Wambrauw, mengatakan jumlah peneriman JMSB melengkapi jumlah keseluruhan PMB yang ditargetkan sesuai daya tampung Uncen. Adapun daya tampung Uncen tahun akademik 2024 sebanyak 5.190 mahasiswa.
Ketua DGB UGM di Jayapura, Prof Ir. Ambar Pertiwiningrum.,M.Si.,Ph.D, mengatakan kunjungan tersebut bagian dari kegiatan pendidikan dan pengabdian bersama Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) untuk membagikan ilmu dan pengetahuan kepada para guru besar yang ada di setiap perguruan tinggi di Papua dan Papua selatan.
Sekda Kota Jayapura Frans Pekey mengatakan peserta tersebut merupakan guru guru SD yang ada di Kota Jayapura, seluruhnya Orang Asli Papua (OAP). Kerjasama ini dimulai semasa Pekey menjabat sebagai PJ Walikota Jayapura pada tahun 2022. Tujuan dari kerjasama tersebut untuk mendorong peningkatkan kualitas sumber daya tenaga pendidik di Kota Jayapura.