PJ Bupati Jayawijaya Thony M Mayor, S.Pd, MM menyatakan, MoU ini dilakukan untuk menindaklanjuti program kedokteran yang memang sangat dibutuhkan di daerah saat ini, artinya Pemerintah penyiapkan SDM khususnya kedokteran untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
  Dalam usia 62 tahun ini, Uncen telah memasuki fase baru sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN-BLU). Rektor Uncen, Oscar Oswald Wambrauw berharap dengan status PTN-BLU, Civitas Akademika Uncen harus memperkuat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Moment Dies Natalis ke-62 ini, kemarin diawali dengan pembacaan maklumat sejarah berdirinya Uncen di tanah Papua. Maklumat ini dibacakan Rektor, Oscar Oswald Wambrauw, di Gedung OSIBA. Di Gedung itu, Ketua Presidium atau Rektor Pertama, Prof R. Soegarda Purbakawatja pertamakali memotori lembaga pendidikan tinggi untuk mencerdaskan putra putri yang ada di tanah Irian Jaya atau sekarang menjadi Papua.
Debat antar mahasiswa yang digelar Fakultas Hukum Uncen ini diikuti 8 tim, masing masing dari Internal Uncen dan beberapa Tim dari Kampus USTJ. Dari panitia kegiatan, melaporkan awalnya 16 tim yang terdaftar. Namun setelah proses eliminasi, separuh dinyatakan gugur dan separuhnya masuk tahap debat antar mahasiswa.
Yanes mengatakan pihaknya memberikan pernyataan tegas dan menolak transmigrasi, pengiriman penduduk dari pulau Jawa ke Tanah Papua. Karena itu pihaknya menilai dampak negatif yang terjadi justru sangat banyak dan berpotensi akan terancam punah ras melanesia di Tanah Papua.
Ini juga yang menjadi akar konflik agraria selama ini di Papua. Masalah batas wilayah masih menjadi debat kusir diberbagai daerah. Masing-masing pihak saling mengklaim terlebih khusus di Daerah Otonomi Baru (DOB). Batas tanah antara kabupaten kabupaten baru, maupun provinsi baru di DOB masih menjadi masalah serius untuk diperhatian oleh pemerintah pusat, jadi bukan soal transmigrasi.
Saat ini Uncen bakal memasuki usia ke 62 tahun. Pada usianya yang sudah dewasa ini, peran dan kontirbusinya untuk mencetak sumber daya manusia yang unggul untuk membangun bangsa dan negara Indonesia, khususnya untuk tanah Papua, mungkin tak lagi dapat dihitung.
"Kalau dicermati ada banyak yang menarik terlebih nantinya untuk Papua yang memang membutuhkan banyak perubahan," kata Prof. Dr. Julius Ary Mollet, SE, MBA, MTDev, Dip. lED, Ph.D selaku Ketua Pusat Studi Pengembangan Ekonomi Inklusi & Pengentasan Kemiskinan Papua LPPM Uncen
 Meski sudah menjadi sentral budi daya ikan, namun hampir proses pembudidayanya masih menggunakan kolam tanah dan belum memiliki sistem penjernihan air kolam, sehingga membuat kualitas air menjadi kurang baik untuk budidaya ikan.
 Meski sudah ditindak tegas, dengan membongar seluruh lapak yang ada di sepanajng jalan masuk pasar tersebut, namun berselang tiga atau empat hari setelah itu pedagang kembali berjualan di areal tersebut.