Kapen Kogabwilhan III, Kolonel Inf Winaryo mengecam keras tindakan OPM tersebut. Pembunuhan ini telah mencederai upaya perdamaian dan mengganggu stabilitas keamanan.
Dimana aparat keamanan TNI-Polri, mengklaim Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) atau yang disebut polisi sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata melakukan penembakan pesawat sipil, penyanderaan hingga terakhir pembunuhan terhadap pilot helikopter asal Selandia Baru itu.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2024, Kombes Pol Bayu Suseno mengatakan dari informasi yang diperoleh, insiden ini terjadi ketika korban Abdul Muzakir, yang merupakan supir truk, sedang dalam perjalanan menuju Kampung Masi untuk mengambil kayu.
“TPNPB Kodap VIII Intan Jaya siap bertanggung jawab atas penyerangan terhadap aparat militer (TNI) yang sedang melakukan tugas pengamanan negara di Pos Militer yang berada di Kampung Titigi, Kabupaten Intan Jaya,” kata Sebby, Rabu malam.
Direktur Eksekutif Papuan Observatory for Human Rights (POHR), Thomas Ch. Syufi, mengatakan aksi pembakaran gedung sekolah di Pegunungan Bintang oleh TPN/OPM jdi bentuk kegagalan Presiden Joko Widodo membangun Papua. Pasalnya jika dilihat dari jumlah Jokowi ke Papua, 10 tahun masa jabatannya lebih belasan kali datang di tanah Papua.
Dan atas aksi pembakaran bangunan sekolah tersebut, pasukan TPNPB Kodap XXXV Bintang Timur kembali mengingatkan bahwa semua bangunan sekolah yang ada di wilayah konflik akan dibakar. TPNPB nampak khawatir dari pendidikan yang berjalan saat ini, justru menimbulkan kelompok perlawanan baru mereka ke depan.
TPNPB justru meminta Polisi bisa mengungkap dan menangkap seorang pemuda yang disinyalir kerap memasok ganja ke Papua. Pemuda tersebut bernama Livo Yali yang menurut Jubir TPNPB, Sebby Sembom, Livo menjadi pemasok ganja terbesar di Papua.
Untuk itu pihaknya menegaskan kepada, TNI-Polri dan TNP PB wajib menerapkan prinsip-prinsip Konvensi Jenewa IV Tahun 1949 tentang Perlindungan Rakyat Sipil dalam masa perang demi melindungi masyarakat sipil.
Dikatakan dalam laporan yang diterima bahwa prajurit yang gugur dalam medan pertempuran akan dimakamkan secara militer oleh Undius Kogoya selaku panglima Kodap VIII Intan Jaya bersama seluruh jajaran TPNPB yang sedang berada dalam medan perang di Paniai.
Mereka menuntut agar TNI Polri segera meninggalkan Intan Jaya. “TNI-Polri segera kosongkan pemukiman warga sipil agar saat terjadi baku tembak tidak menimbulkan korban jiwa dari warga sipil,” kata Sebby. Pernyataan ini dibantah Kasatgas Humas Damai Cartenz, AKBP Bayu Suseno. Ia mengatakan korban adalah warga sipil.