Penyebab bentroknya sendiri hanya karena perempuan yang akhirnya merembet ke dua kelompok suku. Bentrok terjadi sekitar pukul 11.20 WIT di kompleks Kampung Sapalek Distrik Napua. Kapolres Jayawijaya AKBP Heri Wibowo mengatakan akibat konflik warga ini 1 warga meninggal dunia dan dua orang lainnya luka - luka yang salah satunya adalah anggota Polres Jayawijaya.
‘’Sementara ini, pelaku sedang kita periksa. Kita juga masih mendalami apakah pelaku sendiri atau ada teman pelaku yang terlibat,’’ jelasnya. Selain menangkap pelaku, Polisi juga telah berhasil mengamankan pisau yang digunakan pelaku menusuk bagian dada korban 1 kali yang menyebabkan korban meninggal.
Belum diketahui apa yang yang membuat korban tersebut mengakhiri hidupnya lebih cepat dengan cara gantung diri. Namun setelah mendapatkan laporan, Polisi segera datang dan membawa jenazah korban ke Kamar Jenazah RSUD Merauke untuk dilakukan visum.
Kapolres Keerom AKBP Christian Aer melalui Kasat Reskrim Polres Keerom, Iptu Jetny L Sohilait mengatakan penemuan jenazah korban berawal dari informasi dua orang saksi berinisial LY (32) dan CW (41) dimana saksi pertama pada pukul 08.00 WIT sedang mencuci perabotan dapur bersama saksi kedua dan melihat korban melintas menuju lokasi kejadian.
“Kejadian terjadi pada Minggu 25 Agustus 2024 sekitar pukul 12.00 WIT di Kali Kabur MP-37 Barat dimana korban pendulang yang berjumlah 4 orang, 3 meninggal dunia dan seorang selamat,” kata Iptu Stefanus.
Tubuh korban ditemukan terlentang dan diperkirakan sudah dalam keadaan tak bernyawa. Polisi masih menelusuri kasus ini dan melakukan penyelidikan dari pembunuhan sadis tersebut.
Tobias kesehariannya bekerja di Bawaslu Yahukimo sebagai staf pendukung. Keluarga Korban, David Sabolim saat dikonfirmasi Cenderawasih menerangkan sebelum penembakan itu, Tobias sempat masuk kerja di Kantor Bawaslu dan pulang ke rumah sekira pukul 14:25 WIT. Bahkan, sempat bermain bola hingga kemudian pada pukul 17:50 WIT almarhum mencari informasi terkait penerimaan CPNS di penyedia voucher sekitar Sekla Dekai.
Kapolsek Mimika Timur, AKP Matheus Tenggu Ate menjelaskan bahwa kasus tersebut tidak dilanjutkan karena pihak keluarga dari siswi SMP yang tewas akibat gantung diri di kampung Ayuka telah menerima dan tidak mempermasalahkan karena mereka menyaksikan sendiri siswi tersebut melakukan tindakan bunuh diri.
Sejumlah kendaraan milik aparat TNI-Polri dibakar dan terjadi penganiayaan terhadap warga lainnya. Tak hanya itu, Dansatgas Yonif 753/AVT, Letkol Inf Noval Darmawan yang ikut hadir juga menjadi korban. Ia terkena lemparan batu dan mengalami luka robek hingga harus dirawat.
”Jadi, adiknya itu menghubungi kakaknya, tapi tidak diangkat. Mungkin ngecek ke rumah Wakapolres karena tahu rumahnya. Kebetulan rumah keluarga korban itu satu lingkungan dengan rumah dinas,” jelas Edwin.