Gerebek sampah ini dihadiri Sekda Kota Jayapura, Dr. Frans Pekey, Kapolsek Heram Iptu Bernadus Y. Ick, serta diikuti oleh Komunitas pecinta alam Kota Jayapura."Kegiatan diawali dengan bersih-bersih kali belakang jembatan expo, dilanjutkan dengan menyisir sampah di depan SMKN 8 Kelurahan Waena," jelas Kapolsek Heram Iptu Bernadus Yunus Ick.
Grebek sampah dilakukan melibatkan kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Biak Numfor melalui Dinas Lingkungan Hidup, P3E, kaum muda-mudi dari Flobamora, sejumlah perwakilan siswa-siswi SMA Yos Sudarso Biak. Juga turut terlibat sederet komunitas penggiat sampah seperti Bank Sampah ARB, Rumah Komunitas Byak, RB Orsyun dan Trash Hero Biak.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Papua dan Papua Barat, Budiono mengatakan, penyerahan peralatan pengolahan sampah plastik kepada komunitas bakau itu sebagai upaya pihaknya rangka mewujudkan wilayah Papua secara khusus kota Jayapura bebas sampah dan menjadikan Kota Jayapura sebagai kota yang bersih dan sehat.
Sekda Kota Jayapura, Frans Pekey menyebut pentingnya berkolaborasi dan merubah paradigma atau perilaku nyampah pada warga. Dari kegiatan yang dilakukan selama 2 jam itu diperoleh hasil 1,3 ton sampah. Lokasi pembersihan dilakukan di pantai dan hutan bakau samping Venue Dayung.
Lokasi TPA sampah sementara di Doyo Lama sudah tidak memungkinkan lagi untuk digunakan karena sampah yang dibuang tidak bisa lagi diolah atau dibakar akibat sudah semakin banyak sampah yang dibakar sehingga bisa merusak lingkungan.
Sekretaris Umum Ikatan Alumni sekaligus dosen Stisipol Silas Papare, Isak Wondiwoi, mengatakan alasan mereka memilih Kali Overtom sebagai lokasi gerebek sampah lantaran lokasi tersebut penuh dengan tumpukan sampah. Padahal, ia berada di tengah kota.
"Kami imbau pedagang dan pengunjung jaga kebersihan Pasar Pharaa Sentani. Tidak boleh membuang sampah sembarang, karena ini akan membuat bau tidak sedap tercium kemana- mana. Juga menimbulkan penyakit dan pasar terlihat kotor,"ungkapnya.
Akibat lain dari pembuangan sampah secara ilegal itu, badan jalan semakin kecil karena tumpukan sampah sampai masuk ke jalan sehingga tak bisa dilalui dua kendaraan sekaligus, Disamping itu tumpukan sampah di kuburan lama juga menimbulkan bau yang menyengat dan mengganggu aktifitas warga yang melalui jalan itu dan juga aktifitas di beberapa kantor Aviasi penerbangan yang ada di wilayah itu.
Warga kampung yang tak banyak memiliki andil dari lahirnya sampah plastik ini hanya bisa mengurut dada dan meminta warga menjaga perilaku agar tidak merugikan orang lain.
Merespon hal tersebut, Koordinator Lapangan (Korlap) TPS 3R Pasar Youtefa, Isak Awi Nero, menyampaikan bahwa tidak sepenuhnya pemerintah salah dalam mengatasi permasalah tersebut, akan tetapi perlu juga kesadaran dari masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarang tempat.