Tim Pengawasan dan Evaluasi (Wasev) TNI Angkatan Darat yang diketuai oleh Kolonel Inf Wawan Setiawan, S.A.P., M.M., melakukan kunjungan langsung ke lokasi TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-123 di Kampung Kbusdori, Distrik Swandiwe, Biak Barat
Kebakaran pertama kali dilaporkan oleh masyarakat sekitar pukul 00.30 WIT. Tim gabungan yang terdiri dari Regu Siaga Polres Puncak Jaya dan Brimob Yon C segera bergerak menuju lokasi kejadian. Namun, saat tiba di tempat kejadian perkara (TKP), petugas tidak menemukan penghuni maupun saksi mata di sekitar lokasi.
Hanya hitungan menit, apipun menyebar dan membakar seluruh kos-kosan yang berjejer. Pantauan Cenderawasih Pos di lokasi kejadian terdapat satu unit rumah kontrakan sebanyak lima unit petak kamar hangus.
Dari dua insiden kebakaran tersebut tidak ada korban jiwa, sementara untuk kerugian material untuk kejadian di jalan hom -hom diperkirakan sebesar Rp 600 juta, sebab dalam insiden tersebut ada juga kandang ternak babi berserta isinya habis terbakar, sementara untuk bangunan rumah di jalan gatot subroto kerugiannya diperkirakan mencapai Rp 200 juta
Putut Yudha menyebut, api diduga berasal dari satu unit sepeda motor Honda Beat yang terparkir di belakang rumah tersebut. Sepeda motor itu juga disebutkan hangus terbakar. AKP Putut Yudha mengatakan, kendaraan roda dua itu diduga sengaja dibakar.Â
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan menegaskan bahwa informasi tersebut merupakan berita bohong atau hoaks. Ia menekankan bahwa kehadiran TNI di wilayah tersebut bertujuan untuk melindungi masyarakat dan membantu penegakan hukum, bukan melakukan tindakan represif terhadap warga.
 Ketua Kelompok Substansi Pemasaran Hasil Perkebunan Ditjen Perkebunan, Elvyrisma Nainggolan menjelaskan dengan adanya mesin produksi sagu merupakan hal yang sangat positif, karena langsung menyentuh masyarakat.
 Untuk 32 unit bangun total, satu unit senilai Rp 285 juta dengan tipe 40, sedangkan untuk bantuan berupa bahan bangunan, karena banyak permintaan, makanya PUPR memutuskan untuk mengurangi angkanya dibandingkan tahun 2024 yang nilainya Rp 30 juta untuk satu unit.
‘’Semua warga yang ada di dalam RT 09 RW 002 yang berjumlah sekitar 30 kepala keluarga sudah mengungsi. Karena air masuk dalam rumah. Tingginya sekitar 30-40 cm. Kita tidak bisa masuk ke dalam karena air memang tinggi,’’ kata Ketua RT 09 RW 002 Dion Samderubun, saat mendampingi petugas dari PU Kabupaten Merauke melakukan pembersihan saluran yang tersumbat tersebut.
Apakah karena factor kelalaian atau ada unsur kesengajaan karena factor Pilkada. Kapolres Yalimo, Kompol Joni Samonsabra mengatakan peristiwa ini menyebabkan setidaknya 21 unit Toko dan rumah milik warga hangus terbakar. Kapolres mengaku pihaknya mengetahui peristiwa setelah mendapatkan informasi dari salah satu personil Polres Yalimo yang saat itu patroli di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).