Kasus ini sebelumnya terungkap setelah pelaku YE yang merupakan eks prajurit Kodam XVII Kasuari ditangkap di Kabupaten Keerom beberapa hari lalu. Usai diamankan, YE kemudian "bernyanyi" dan menyebut beberapa sosok lainnya yang membantu menyediakan senjata api plus amusini. Operasi yang berlangsung sejak 6 hingga 9 Maret 2025 ini berhasil menangkap dan menetapkan 7 orang sebagai tersangka.
Gubernur mengungkapkan, dalam kunjungan itu ia juga akan mengembalikan masyarakat yang mengungsi akibat perang di Puncak Jaya. “Yang mengungsi juga akan kami kembalikan ke rumah,” ungkap Nawipa.
Aparat keamanan nampaknya tak mau Puncak Jaya "menyala" lagi sehingga razia besar-besaran dilakukan dan dipimpin langsung Kapolda Papua Tengah, Brigjen Pol Alfred Papare didampingi Pj Bupati Puncak Jaya, Yopi Murib bersama tiga perwira menengah Pamatwil Polda Papua Tengah, Kapolres Puncak Jaya AKBP Kuswara, Dandim 1714 Puncak Jaya Letkol Inf Irawan Setya Kusuma.
Tak hanya itu ada 117 orang terluka dan puluhan rumah dibakar. Data kepolisian menyebut bahwa pada bentrok hari pertama pada 3 Maret lalu sudah 4 orang dilaporkan meninggal dunia dimana ada 67 yang terluka dan 28 rumah serta 1 sekolah yang dibakar.
Sebanyak 400 personel gabungan TNI-Polri yang terdiri atas prajurit dari Kodim 1714/Puncak Jaya, Polres Puncak Jaya, Satgas Yonif Raider 715/MTL, Satgas Yonif Raider 112/DJ, Brimob Yon B dan Yon C Polda Papua BKO Puncak Jaya, Satgas Mandala V, Kopasgat, dan Satgas ODC melaksanakan patroli sweeping jalan kaki di seputaran Kota Mulia.
Kapolda Papua, Irjen Pol. Patrige Renwarin, menegaskan bahwa penyelundupan Senmu ini tidak ada kaitannya dengan politik, khususnya Pilkada Puncak Jaya. Pernyataan ini menanggapi isu yang beredar bahwa penyelundupan tersebut terkait dengan aksi saling serang antara pendukung pasangan calon Bupati di Puncak Jaya.
Kepala Kepolisian Resor Puncak Jaya AKBP Kuswara bersama ratusan personel gabungan yang terdiri dari Polres Puncak Jaya dan Brimob BKO Puncak Jaya langsung terjun ke TKP untuk melerai ataupun membubarkan aksi saling serang tersebut. AKBP Kuswara membenarkan jika pagi tadi hingga sore hari kembali terjadi aksi saling serang antara kedua massa pendukung paslon 01 maupun 02 yang terjadi di Kampung Pagaleme tepatnya di Pertigaan Kantor Distrik Pagaleme.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, kejadian bermula sekitar pukul 11.00 WIT. Pendukung paslon 01 diduga melakukan penganiayaan terhadap pendukung paslon 02 di Jalan Poros Kuburan Tujuh, Kota Mulia, Kabupaten Puncak Jaya. Akibatnya, pendukung paslon 02 membalas serangan terhadap kubu paslon 01 di sepanjang Kota Mulia sejak pagi hingga sore hari.
Dari jumlah tersebut, 1 orang dinyatakan meninggal dunia, 8 orang kritis dan 124 lainnya luka-luka. Warga juga banyak yang ketakutan sehingga memilih mengungsi. Terkait itu, Kapolda Papua Tengah, Brigjen Pol. Alfred Papare bersama rombongan mengunjungi para pengungsi di beberapa lokasi, seperti Mako Polres Puncak Jaya, Makodim 1714/PJ, Polsek Mulia, dan Aula Gereja GIDI.
Tidak hanya mengunjungi para pengungsi, Pj Bupati Yopi Murib pun memberikan bantuan bahan makanan berupa beras 1 ton untuk masing-masing posko pengungsian, termasuk mie instan, telur dan bahan makanan lainnya.