Menurut penjelasan Ketua Bawaslu Kota Jayapura, Frans Rumsarwir, untuk kandidat yang terpilih sebagai DPR periode 2024-2029, bila ikut di Pilkada 2024, maka konsekuensinya mereka harus mengundurkan diri dari jabatan tersebut.
Adapun kandidat calon Walikota Jayapura yang berlatar belakang ASN adalah Frans Pekei dan pasangannya, Mansur. Lalu paslon yang berlatar belakang anggota legislatif, antara lain Abisai Rollo anggota DPRD Kota Jayapura, Boy Markus Dawir, Darwis Massi dan Joni Banua Rouw masing masing anggota DPR Papua periode 2019-2024. Dua sosok wakil lainnya yakni Rustan Saru dan Dipo Wibowo di luar dari birokrasi pemerintah.
"Kami berdua memiliki keyakinan karena memiliki pengalaman yang cukup lama dalam birokrasi pemerintahan," ucap Frans Pekey. Frans Pekey hampir 40 tahun dia mengabdikan dirinya di Kota Jayapura sebagai ASN, begitupula pula dengan H. Mansur yang tidak hanya sebagai dosen tetapi juga ASN. Selain sebagai Ketua Kerukuran Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), Mansur juga menangani puluhan lembaga pendidikan di Papua saat ini.
Pada pendaftaran kali ini semua kandidat datang dengan berbagai macam warna tersendiri. Ada yang membawa serta pendukung dan relawan yang banyak dan ada juga yang melaksanakan kegiatan Deklarasi apa adanya, seperti yang dilakukan oleh Pasangan calon walikota dan wakil walikota Jayapura Frans Pekey dan Mansur.
Salah satu bakal calon walikota Jayapura, Jhon Banua Rouw (JBR) menyebut adanya indikasi politik identitas pada saat kampanye nanti. Misalnya yang harus menjabat Walikota Jayapura adalah anak Port Numbay. Menurutnya sebaiknya isu Sara tidak digunakan dalam berkampanye. Karena hal itu akan menimbulkan tendensi.