Kapen Kogabwilhan III, Kolonel Inf Winaryo mengecam keras tindakan OPM tersebut. Pembunuhan ini telah mencederai upaya perdamaian dan mengganggu stabilitas keamanan.
Yaung mendapat informasi bahwa saat di bandara Alama ada komunikasi yang miss yang membuat anggota TPN OPM marah kemudian melakukan pembunuhan. Dosen Fisip Uncen ini menyebut disinyalir ada "Paket Penting" milik Egianus yang gagal terkirim sehingga anggota TPN OPM yang sudah menunggu di bandara Alama kesal dan marah kemudian melakukan pembunuhan.
"Berdasarkan hasil olah TKP, kami menemukan bahwa terdapat 9 lubang peluru pada bagian badan helicopter antara lain pada kaca atas, bagian rotor, baling-baling dan ekor helicopter. Selain itu kami juga menemukan 6 selongsong peluru kaliber 5,56mm di sekitar helicopter dan jenazah pilot ditemukan berada di dalam kokpit helicopter sebelah kiri,"jelas Bayu.
"Kami dari Satgas Ops Damai Cartenz-2024 turut berduka cita atas kepergian Pilot Gleen Malcom Coning. Kami akan memastikan proses pemulangan jenazah beliau ke Jakarta berjalan lancar dan aman. Semoga keluarga dan kerabat yang ditinggalkan diberi kekuatan dalam menghadapi cobaan ini." tambahnya
Ketulusan seorang Glen saat pengabdiannya di tanah Papua pernah dirasakan mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nduga, Innah Gwijangge. Menurutnya, pilot asal Selandia Baru itu melayani masyarakat Papua dengan hati.
Tindakan kelompok sparatis ini, kata Anton, tidak akan mewujudkan impian KKB terhadap Kemerdekaan Papua. Sebab jika memang KKB ini betul-betul ingin memperjuangkan Kemerdekaan Papua seperti yang didengungkan, maka bukan dengan cara sparatis seperti yang terjadi.
Sebelumnya, OPM menyebut bahwa Distrik Alama merupakan wilayah konflik. Sejak awal setiap wilayah konflik dilarang untuk dimasuki warga Indonesia dan asing. Setiap orang yang masuk dipandang sebagai mata-mata. Namun, OPM lantas mengubah sikapnya dalam pembunuhan Pilot Glen.
“Tindakan ini memberi justifikasi untuk adanya potensi pengerahan pasukan, sebab yang dibunuh adalah warga negara asing. Dan jika negara tidak bisa mengungkap kejadian ini, menunjukan bahwa betapa lemahnya negara,” ujarnya.
Andriana mengatakan, Glen Malcolm Conning pilot Selandia Baru itu telah bertugas melayani masyarakat di Papua sejak tahun 2016. Nahasnya, peristiwa mengerikan ini menimpa mendiang Glen saat dirinya baru menyelesaikan masa liburan bersama keluarganya pada tahun lalu.
Dimana aparat keamanan TNI-Polri, mengklaim Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) atau yang disebut polisi sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata melakukan penembakan pesawat sipil, penyanderaan hingga terakhir pembunuhan terhadap pilot helikopter asal Selandia Baru itu.