Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua, Matheus P Koibur S.Pt, MM, mengatakan, pihaknya terus melakukan pengendalian dan pengawasan dari provinsi dengan kabupaten/kota untuk hewan kurban.
Untuk itu, lanjut Koibur, pihaknya terus berupaya mendorong peningkatan produksi pada komoditas unggulan di Papua agar dapat dilakukan ekspor. Seperti yang dilakukan kemarin dengan melakukan ekspor biji kakao yang berasal dari Kabupaten Jayapura.
“Surveilans kami fokuskan di Kabupaten Jayapura, lantaran populasi ternak babi banyak di daerah tersebut, selain itu juga menjadi lalu lintas masuknya ternak babi dari Kabupaten Sarmi dan bandara,” ucapnya.
Sabelina mengatakan, setengah dari populasi ternak babi di Mimika telah mati akibat ASF alias Demam Babi Afrika tersebut. Sabelina menyebut, pemerintah tengah gencar memutus mata rantai penyebaran ASF agar ternak babi yang masih tersisa diupayakan untuk diselamatkan.
Dengan setengah populasi babi yang masih tersisa kata Sabelina harus diselamatkan. Ia pun meminta masyarakat agar bersama pemerintah memutus mata rantai penyebaran ASF dengan tidak membuang bangkai babi sembarangan serta meningkatkan keamanan hayati (biosecurity).