Petani di Keerom ini mengeluh soal jalan, dimana menurut mereka kendala utama bagi mereka selama ini, jalan yang tidak memadai sehingga kadang hasil panen mereka tidak dapat dijual kepada distributor di Kota Jayapura.
Jika masyarakatnya disebut miskin, apalagi sampai masuk kategori kemiskinan ekstrim itu tak beralasan karena masyarakat asli memiliki lahan luas yang bisa dikelola untuk memberikan keuntungan bagi keluarga.
PJ Bupati Jayawijaya Thony M Mayor, S.Pd, MM menyatakan pemerintah daerah melalui Disnakerindag dan Dinas Pertanian Kabupaten Jayawijaya telah menemukan solusi yang tepat untuk membantu pertanian di Jayawijaya, dengan memberikan motor roda tiga kepada kelompok tani agar bisa mengangkut hasil kebunnya dari lokasi perkebunan sampai ke rumah atau pasar.
Meski harga cabai yang cukup ‘melangit’ tersebut namun berbeda dengan harga tomat dan sayur-sayuran justru saat ini cukup murah. Untuk tomat, rata-rata dijual dengan harga Rp 5.000 perkilo.
Hal ini berkaitan dengan pemerintah yang telah menambah alokasi dan jenis pupuk subsidi untuk petani. Melalui Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) Nomor 249 Tahun 2024 tentang penetapan alokasi dan harga eceran tertinggi pupuk subsidi tahun anggaran 2024, petani yang berhak menebus pupuk subsidi bisa menebus pupuk organik.
Asisten II Setda Jayawijaya Lekius Yikwa menyatakan, pelatihan ini dapat menambah pendapatan serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi produktif keluarga khususnya masyarakat di kampung – kampong yang ada di Kabupaten Jayawijaya, sehingga target pemerintah Kabupaten guna merubah dari petani tradisional berubah menjadi Petani Modern dapat dicapai.
PJ Bupati Jayawijaya Thony M Mayor, S.Pd, MM menyebutkan pemerintah Kabupaten Jayawijaya sangat mendukung kelompok tani khususnya yang berherak mengembangkan komuditi pertanian Kacang kedelai, meskipun ini merupakan prodak pertanian dari luar Papua namun saat dicoba di Wamena cukup punya potensi kedepan.
“Saya mengucapkan terimakasih, karena itu para petani-petani yang sudah tanam merupakan pahlawan-pahlawan pertanian yang telah menjaga inflasi di kota Jayapura,"ujarnya.
Mama Yosephina mengaku, pohon sagu yang ia tebang kali ini usianya sudah sekitar 15 tahun sehingga secara ukuran dan hasilnya juga banyak. Untuk satu pohon sagu ia mengaku bisa olah menjadi sagu sekira 100 kg atau 10 sak beras ukuran 10 kg.
“Awalnya kami mendapat informasi bahwa akan ada transaksi jual beli senjata api di daerah Depapre, tim lalu bergerak mengikuti terduga pelaku MO. Informasinya senpi tersebut akan di jual kepada SK yang adalah anggota KKB dengan jabatan sebagai Kepala Staf Kodap I Tabi,” beber Bayu, Rabu (5/6).