Parahnya, sekolah yang letaknya berada di Kampung Limau Asri, Distrik Iwaka, Mimika, Papua Tengah ini tidak memiliki pagar sehingga warga dengan leluasa masuk ke area sekolah, bahkan ruangan kelas SMP Negeri 3 kerap dijadikan tempat buang air besar (BAB).
“Yang perlu kita tingkatkan adalah angka partisipasi diharapkan bisa hingga 100 persen. Jadi partisipasi ini tidak hanya dari dinas atau tenaga pengajar tetapi juga orang tua maupun lingkungan yang mendukung,” bebernya.
Menurutnya, pendidikan di Papua masih terlalu fokus untuk meningkatkan jumlah entah itu sarana dan jumlah guru. Namun masih minim untuk melihat kualitas dari sarana dan juga tenaga kependidikan, padahal hal ini harus menjadi perhatian serius.
Kepala Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Papua, Launrens Wantik mengungkapkan bahwa pendidikan luar biasa di Papua membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah di kabupaten/kota. Khususnya untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus.
Penerapan kurikulum merdeka belajar yang digagas Mendikbud juga sudah diterapkan di dunia pendidikan di Kabupaten Jayapura. hanya saja belum menyeluruh hingga ke kampung- kampung.
"Kita tahu Dinas Pendidikan miliki banyak bidang, saya harap dari masing- masing bidang inilah kita bisa membuat program dan inovasi yang dapat meningkatkan pelayanan mutu pendidikan di Kabupaten Jayapura lebih baik bahkan yang terbaik,"ucapnya.
PJ Gubernur Papua pegunungan Dr. Velix Vernando Wanggai, S.IP, M.P.A menyatakan pemerintah Papua pegunungan akan memberikan perhatian khusus untuk memajukan pendidikan di wilayah ini, dimana pemerintah menyadari bahwa pendidikan merupakan kunci dari semua hal baik itu pelayanan pemerintahan, birokrasi, dan kemasyarakatan ini semua kuncinya pendidikan.
Ignasius Babaga menjelaskan, sumber daya manusia yang ada di 4 kabupaten cakupan Provinsi Papua Selatan harus disiapkan. Bagaimana sumber daya manusianya ditingkatkan. Dimana siswa dari PAUD, TK, SD, SMP dan SMA-SMK harus dipersiapkan untuk masuk ke perguruan tinggi.
Peringatan Hardiknas 2024 di SMP Negeri 2 Mimika ini diawali dengan upacara bendera, dilanjutkan dengan pencanangan kurikulum merdeka belajar yang ditandai dengan pelepasan puluhan balon oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Mimika, Oktovina S. Titahena, S.Pd dan perwakilan Dinas Pendidikan yang diwakili oleh Kasie Kesiswaan Bidang SMP Dinas Pendidikan, Ignasius Valuk didampingi sejumlah guru dan staf.
Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Mimika, Oktovina S. Titahena S.Pd mengatakan, siswa-siswi kelas IX sebelumnya sudah mengikuti ujian praktek dengan 3 mata pelajaran. Diantaranya mata pelajaran (mapel) Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK), Seni dan Prakarya. Saat ini tinggal menunggu ujian sekolah digelar.