Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua, SE, MSi menyatakan MOU ini merupakan hasil koordinasi antara Dinas Pendidikan kabupaten Jayawijaya dengan SMA Negeri 3 Jayapura (Buper) agar tiap tahun ada 18 anak OAP yang berprestasi bisa sekolah disana.
Kegiatan dibuka oleh Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura Eqberth C. Kopeuw, bersama Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura Slamet Riyadi di Hotel Grand Papua, Sentani, Kamis (9/11) kemarin.
Dalam pesannya Asisten III Setda Kabupaten Jayapura John Wiclif Tegai saat ibadah syukur peresmian 4 gedung tersebut mengharapkan semangat belajar peserta didik bisa meningkat lagi, dengan adanya peningkatan sarana dan prasarana.
 Masyarakat di sini, benar-benar berbaur satu dan lainnya. Termasuk dengan saudara mereka yang baru saja kembali dari PNG, setelah puluhan tahun eksodus ke negeri tetangga itu akibat peristiwa kelam yang pernah terjadi di Papua pada tahun 70-an silam (Peristiwa operasi koteka).
 Pada pembukaan kegiatan tersebut Bupati Nahor Nekwek mengatakan bahwa , dirinya datang dan hadir diundang kepala Dinas Pendidikan Yalimo sehubungan kehadiran lembaga badan penjaminan mutu pendidikan Propinsi Papua.
Sebelumnya membangun pasar sekolah sangat berat karena ketiadaan anggaran, namun dengan partisipasi orangtua murid secara swadaya, keinginan membangun pagar sekolah dapat terealisasi.
Sejumlah penjual minuman dengan bahan utama dari kelapa muda, hingga saat ini masih tetap eksis berjualan di pinggir jalan sepanjang jalan skyline. Dengan pemandagan teluk Youtefa, lapak kelapa muda ini selain menawarkan pelepas dahaga, juga memberikan kesejukan pemandangan dari atas bukit Skyline ke arah Teluk Youtefa, Jembatan Merah hingga Holtekamp.
‘’Saya diundang dalam kapasitas sebagai penggagas atau konseptor lembaga pendidikan alternatif peradaban Papua dalam hal ini satu atap terintegradi berpola asrama di Wasur Kabupaten Merauke,’’ katanya. .
Kepala Dinas Pendidikan Natalis Mumpu Amd.Sos menyatakan apa yang terjadi tadi pagi yakni siswa dari SMK Yapis yang melakukan penyerangan ke SMA PGRI tidak meluas, kejadian itu bermula saat salah satu siswa SMK Yapis di aniaya ( Dipukul ) oleh sekelompok siswa yang dari SMA PGRI, hal ini membuat siswa SMK Yapis tak terima dan melakukan penyerangan ke PGRI.
 "Pergantian penerapan IKM di semua satuan pendidikan, memang dari jenjang SD SMP SMA SMK, belum semua sekolah melaksanakan. Harapan kami di tahun ajaran baru 2024 itu semua sekolah sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka di semua satuan pendidikan," kata Elen Montolalu, Jumat (3/11).