"Yah sudah tahu sendiri kan bahwa Koya ini dekat sekali dengan perbatasan (PNG) dan banyak ganja atau narkoba termasuk minuman keras yang berseliweran. Kalau tidak dipagari saya kasihan anak-anak ini," kata penasehat atau pengelola Paroki St Petrus Koya Tengah, Pastor Jhon Jonga saat ditemui Sekwan, DPR Papua, Dr Juliana Waromi, di Koya Tengah
Pastor menyampaikan bahwa persoalan MBG ini sejatinya menjadi program yang baik asal disiapkan atau disosialisasikan secara baik. "Kalau disiapkan dengan baik, disosialisasikan dengan baik maka ini akan mejadi berkat bagi orang Papua atau anak seluruh Indonesia. Tapi jika ini dijalankan tanpa sosialisasi kemudian langsung dieksekusi maka orang juga akan berfikir dan curiga," katanya kepada Cenderawasih Pos
Sesekali diingatkan untuk diam dan tenang namun tak berapa lama akan berisik kembali. Hingga terdengar suara yang sudah dikenali barulah semua tampak hening. "Kalian diam dulu, jangan terlalu berisik," ujar sosok dibalik dinding tersebut. Setelah ditengok ternyata memang sosok berambut putih inilah yang paling di dengar oleh anak-anak tersebut.
Pastor Katholik Papua, Jhon Bunay,Pr mengatakan aksi jalan salib itu digelar untuk menyatukan umat kristen yang ada di Tanah Papua. Sebagaimana dari kacamata mereka selaku tokoh agama, melihat bahwa masyarakat Papua saat ini sedang tercerai berai.
Selain misa bersama, Pukat Kabupaten Merauke juga menyerahkan bantuan yang merupakan sumbangan sukarela dari anggota Pukat Kabupaten Merauke. Ketua Panitia Paskah 2024 Yesayas Duma menjelaskan bahwa bantuan yang diserahkan ke Seminari Pastor Bonus Merauke berupa uang Rp 8 juta, beras 200 kg, telur ayam 8 rak, minyak goreng 20 liter, mie instan, dan minyak tanah dan sejumlah bantuan lainnya.