Sosialisasi Penyuluhan Bahaya HIV / AIDS yang dilakukan Promkes KPA Provinsi Papua pegunungan di Pasar Jibama Wamena. Dok KPA Provinsi Papua pegunungan
Guna menjaga kestabilan harga kebutuhan bapok dan komoditi pertanian, khususnya bawang yang mulai mengalami kenaikan, Tim TPID Papua tidak tinggal diam. Selain melakukan rapat koordinasi bersama seluruh anggota TPID, juga menggelar pasar murah dan jika mengharuskan pihaknya akan mendatangkan suplai dari luar Papua.
"Kalau tomat sudah murah Rp 20 ribu/kg, cabai rawit Rp 100 ribu/kg, cabai keriting dan cabai besar Rp 60 ribu/kg, sementara sayuran seperti kol Rp 35 ribu/kg, kentang dan wortel Rp 30 ribu/kg, " tambahnya.
Kemudian cabai rawit Pasca Idul Adha harga menembus angka Rp 120 hingga Rp 130 ribu per kilogram dan sekarang hanya berkisaran Rp 80 ribu per kilogram. Sementara itu cabe Padang harganya tetap bertahan di angka Rp 80 ribu per kilogram sebelum dan idul adha.
Lanjutnya, untuk peras premium seperti 99 Rp 18 ribu/kg, sementara untuk beras karung kuning Rp 15 ribu/kg. "Harga saat ini masih stabil, tapi ada kemungkinan dalam waktu dekat ini ada kenaikan harga beras, baik itu beras premium maupun medium, " katanya lagi.
"Kami kesulitan dapat stok bawang merah tidak hanya di Hamadi tetapi juga di Pasar Otonom. Ini yang menyebabkan harga bawang merah Rp 65 ribu/kg naik dari harga Rp 50 ribu/kg. Sedangkan bawang putih Rp 50 ribu/kg naik dari harga Rp 45 ribu/kg, " jelasnya.
Munawir, Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke ditemui media ini seusai pembukaan pasar hewan tersebut mengungkapkan, bahwa pasar hewan ini akan berlangsung sampai 15 Mei 2024. Untuk sementara, sekitar 11 ekor sapi qurban di pasarkan di tempat tersebut.
Parson mengatakan, dana Otsus dicairkan dalam tiga tahap. Setelah dicairkan tahap satu sebesar 30 persen, nanti di tahap dua 45 persen dan tahap tiga 25 persen. Diharapkan semua dana Otsus yang sudah dicairkan dapat dibuat dengan baik sistem pelaporan surat pertanggung jawabannya, karena bisa membantu Pemkab Jayapura dalam pemberian dana Otsus ke depan.
Reni (30), salah satu PKL, mengatakan dirinya memilih dagang di luar pasar dikarenakan kondisi pasar tidak terawat, sepi dan tidak memiliki tempat atau lapak. Hal tersebut membuat Reni enggan untuk berjualan di dalam pasar. Ia mengatakan aturan di dalam tidak jelas, dan tidak ada ketegasan dari para pengelola pasar.
Seperti yang disampaikan Muslimah, salah seorang penjual Komoditi Pertanian di Pasar Sentral Hamadi bahwa sampai dengan saat ini harga komoditi pertanian mengalami kenaikan harga.