Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika, I Wayan Suyatna melalui Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Asmat, Wagianto menjelaskan, pencarian dimulai dengan menyisir wilayah perairan tempat kejadian, Muara Betcbamu Muara Ayip hingga Muara Atsj.
Thomas Tonggap yang memimpin aksi tersebut mengatakan, pihaknya datang melaporkan Pansel ke Kejaksaan karena merasa dirugikan oleh Pansel. Pasalnya, kata dia, pada verifikasi awal, dokumen dinyatakan lengkap. Namun saat penetapan administrasi, hasilnya berbeda.
Setelah diperiksa, ratusan ikan hias dilengkapi Sertifikat Kesehatan Ikan dan Produk Ikan (KI-2) yang diterbitkan dari BKHIT Jawa Timur. Secara fisik, semua ikan dalam kondisi aman, hidup dan tidak ditemukan adanya gejala Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK).
Laporan terkait perahu terbalik ini pun disampaikan oleh Kasat Pol Air Asmat Rizet Sion Paotonan kepada Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika, Pos Pencarian dan Pertolongan Asmat pada Rabu 29 Januari 2025 pagi.
Berkaitan dengan itu, Kapolres Merauke AKBP Leonardo Yoga, SIK, MM melalui Kasi Humas AKP Prih Sutejo, SH, mengimbau kepada para pihak baik itu pihak yang bersengketa, kemudian tim sukses, simpatisan maupun masyarakat untuk menerima apapun hasilnya.
“Rabu pagi (Kami) menerima laporan bahwa pada selasa sore tepatnya pukul 18.30 WIT telah terjadi laka laut sebuah perahu ketinting berpenumpang 8 orang berangkat dari Atsj tujuan Comoro. Namun pada saat di perjalanan perahu tersebut dihantam ombak dan terbalik di sekitar perairan kali Betc,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Rabu siang.
Joko Guritno menjelaskan, kegiatan ini sesuai amanat Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Komjen Pol (purn) Budi Waseso dalam rapat kerja Nasional pada 13 Januari 2025 tentang pemekaran dan pembentukan kwarda gerakan pramuka pada daerah otonomi baru di Provinsi Papua dan Papua Barat.
‘‘Kehadiran investasi atau investor apapun di Papua Selatan harus kita akui itu meningkatkan pendapatan asli daerah kita. Oleh karena itu, harus kita berikan tingkat kenyamanan dan keamanan. Baik kepada masyarakat lokal maupoun kepada investor itu sendiri,’’ kata Yoseph Yanawo Yolmen kepada media ini, baru-baru ini di Merauke.
"Jadi untuk kuota nasional 2025 ada sebesar 220.000 unit. Dan ini sifatnya tidak di bagi per provinsi, jadi siapa cepat dia dapat. Memang dengan segala hambatan di Papua Selatan, pencapaian kita masih jauh dari provisi lain. Tahun kemarin data terakhir (Oktober 2024) yang saya dapat Provinsi Papua Selatan untuk REI hanya 74 unit saja, karena kuota sudah habis duluan,"katanya Kepada wartawan Cenderawasih Pos
Dandim Ahmad Ali Akbar mengaku pihaknya masih menunggu penyelidikan penyebab korban memilih bunuh diri tersebut. ‘’Kita masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut. Masih dalam pengusutan,’’ kata Dandim. Namun demikian, lanjut Dandim Ahmad Ali Akbar, indikasi awal almarhum memilih jalan tersebut karena masalah utang piutang.