Menurutnya panen ini merupakan bagian dari ketahanan pangan local kepada masyarakat yang ada di daerah ini terutama untuk masyarakat yang ada di kampung -kampung, oleh karena itu kami memberikan apresiasi kepada kelompok tani yang ada di Kampung Hubikosi yang telah berusayha untuk menanam dan saat ini bisa dilihat hasilnya.
Karennu mengungkapkan pada tahun 2024, pihaknya telah menyerap hasil panen petani di Merauke sebanyak 16.000 ton. Meski berhasil menyerap hasil panen petani sebanyak 16.000 ton, namun Perum Bulog Merauke masih mendatangkan beras dari luar Papua untuk memenuhi kebutuhan ASN dan TNI Polri serta bantuan beras pemerintah ke masyarakat kurang mampu. Jumlahnya, 11.000 ton yang didatangkan dari Surabaya dan Makassar. Saat ini, yang masih tersisa dari 27.000 ton tersebut sebanyak 8.000 ton.
PJ Bupati Jayawijaya kembali menegaskan jika saat ini warga hanya miskin pengetahuan! ini yang mungkin kurang, mungkin karena sekolah terbatas sehingga pengetahuan juga terbatas, Papua Pegunungan khususnya lembah Baliem yang subur ini, tidak bisa dikatakan miskin karena masyarakat memiliki lahan masing-masing,
Ahmad Mustari mengungkapkan, sampai awal bulan November 2024, Perum Bulog telah menyerap hasil panen petani di Merauke sebanyak 13.000 ton. Jumlah ini akan terus bertambah sepanjang hasil panen dari Petani di Merauke masih ada. Apalagi, kata dia, gudang Bulog masih tersedia cukup untuk menampung hasil panen petani di Merauke. Dimana kapasitas gudang yang dimiliki Bulog saat ini 14.000 ton.
  Dandim 1707/Merauke menjelaskan, lahan seluas 150 hektar tersebut telah digarap atau ditanami seluas 110 hektar dimana sebagian besar sudah dilakukan panen. Di lahan ini, lanjut dia, Dandim Johny Nofriady, dirinya ingin membangun agro wisata.
  Beras petani Merauke tersebt lanjut Kannu diserap dari 20 mitra penggilingan Bulog Merauke. Iapun optimis, serapan beras dari petani di Merauke akan terus bertambah karena sampai saat ini sebagian petani di Merauke masih panen.Â
Sesuai amanat Presiden RI Joko Widodo dalam upaya pengembangan lumbung pangan nasional dibentuk program Food Estate sebagai program kerja nasional. Lantamal XI yang berlokasi di Papua Selatan mengembangkan program tersebut dengan menggunakan lahan di Yonmarhanlan XI sebagai cadangan logistik strategis bagi pertahanan negara.
Menyikapi masalah tersebut pemerintah Kabupaten Jayawijaya mengambil langkah cepat dengan memerintahkan Dinas Pertanian untuk melakukan pengadaan alkon serta alat pertanian lainnya yang bisa membantu masyarakat dalam agar menjaga tanah tersebut tetap basah dan bisa ditanami komoditas pertanian.
Panen dilakukan Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Food Estate Letjen TNI (Purn) Ida Bagus Purwalaksana mewakili Mentan, Pangdam XII/Cenderawasih Mayjen TNI Rudy Puruwito, Dansatgas Pangan TNI Mayjen TNI Muhammad Rizal Ramdhani, Tokoh Selatan Papua Johanes Gluba Gebze bersama masyarakat setempat.
Masalah tersebut kian diperparah dengan adanya larangan penggunaan pestisida pada setiap komoditi yang dikembangkan oleh masyarakat petani di Wamena, namun pemerintah mengambil langkah cepat melalui dinas Pertanian Jayawijaya yang sudah menyatakan siap membantu warga untuk memberikan peralatan semprot serta cara untuk menghambat hama tersebut.