Namun yang dilakukan bukan berhadapan dengan aparat namun melakukan aksi kekerasan terhadap warga sipil. Yang dilakukan adalah dengan berupaya menembak seorang pedagang termasuk membakar sejumlah bangunan sekolah dan kios. Kejadian itu terjadi pada Selasa (21/5) di Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Provinsi Papua Tengah.
"Satgas menyergap lokasi persembunyian OPM saat Pasukan Yudha Sakti melakukan patroli ke pedalaman hutan, sehingga terjadilah kontak tembak. Usai kontak tembak OPM pun lari tunggang langgang karena melihat kesigapan pasukan Yudha Sakti saat memburu OPM," kata Ganessakti.
Panglima Kogabwilhan III Letjen TNI Richard TH Tampubolon melalui rilis yang diterima di Timika, Senin, mengatakan aparat gabungan Koops Habema dan Satgas Nanggala Kopassus berhasil mengamankan wilayah Distrik Homeyo di Kabupaten Intan Jaya sebagai tempat beroperasinya Bandara Perintis Pogapa.
Dalam video 4 menit 36 detik itu kepala kampung tersebut nampak ketakutan karena disuruh duduk di tanah kemudian dikeliling beberapa OPM sambil membawa senjata laras panjang dan panah. Kelompok ini menanyakan soal benda – benda yang dimiliki kepala kampung mulai dari laptop, drone, HT hingga cas mesin bor.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz, AKBP Bayu Suseno mengatakan sekira pukul 14.15 WIT personel memperoleh informasi dari jaringan di lapangan bahwa KKB akan lakukan penyerangan terhadap Polsek dan Koramil, dimana saat itu KKB sudah berada di sekitar Kampung Pogapa.
Kepala Operasi Damai Cartenz 2024 Kombes Pol Faizal Ramadhani mengatakan bahwa Operasi Damai Cartenz 2024 ini sangat berhasil dalam mengungkap kasus-kasus yang melibatkan anggota OPM aktif.
Komandan Satgas Yonif 623/Bhakti Wira Utama Letkol Infanteri Dimas Yamma Putra mengungkapkan, JS menyatakan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Pos Komando Taktis Kumurkek. JS memutuskan keluar dari OPM setelah satu setengah tahun hidup di hutan.
Proses evakuasi jenasah diakui sempat terhambat karena Homeyo cukup jauh dari Intan Jaya jika ditempuh lewat jalur darat. Bisa memakan waktu 2 hari perjalanan. Selain itu armada Heli baru bisa diturunkan pada akhir pekan kemarin sehingga jenasah sempat tertahan selama 5 hari di Homeyo.
Beberapa hari belakangan OPM beraksi di Distrik Homeyo. Aksi mereka mulai pada 30 April dengan menembaki Komplek Polsek Homeyo. Akibatnya seorang masyarakat sipil atas nama Alexander Parapak meninggal dunia.
"Sesaat setelah anggota OPM melakukan penyerangan, prajurit melakukan pengejaran dan menangkap seorang warga sipil yang sedang berada di semak-semak," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Chandra Kurniawan dalam keterangannya di Jayapura, Papua, Kamis.