Sedangkan untuk biaya kepulangan para nelayan dari Australia ke Bali kat Romanus ditanggung pemerintah Australia, dan dari Bali ke Merauke ditanggung oleh Pemkab Merauke.
Romanus Mbaraka menjelaskan, dari 4 kapal yang sempat ditangkap oleh otoritas Australia, 1 kapal yakni KMN Latimojong dikembalikan atau dilepas. Kapal tersebut kemungkinan baru pertama kalinya masuk ke perairan Australia. Lalu 1 kapal lainnya yakni KMN Kembar Jaya ditenggelamkan.Â
Rekianus mengungkapkan, ke-2 kapal yang ditangkap dan ditahan oleh Otoritas Austalia tersebut adalah KM Nurlaila dan KM Ikhsan Jaya. Dimana, Nahkoda dan ABK dari kedua kapal tersebut juga ditahan oleh pemerintah Australia. Untuk KM Nurlaila sebanyak 7 Nahkoda dan ABK sedangkan KM Ihsan Jaya sebanyak 8 orang. Â
  Terkait dengan itu, pihaknya berharap kolaborasi dengan UMKM yang ada di Hamadi dan pihaknya mencoba akomodir. Pihaknya juga sudah mengarahkan masyarakat di kampung nelayan yang terlibat langsung dalam kegiatan festival itu nanti, supaya betul-betul menampilkan komoditas atau produk-produk berbahan ikan asar sesuai dengan tagline Jayapura makan ikan asar.
  Harapannya setelah pelaksanaan selesai digelar kedepannya mereka bisa melakukan atau melanjutkan kegiatan serupa secara mandiri. Sehingga Kegiatan ini tidak saja dilakukan sekali saja tetapi itu berkelanjutan. Karena itu ke depannya bisa memberikan dampak secara ekonomi bagi masyarakat setempat.
 Minimnya perawatan membuat jembatan tersebut kini terlihat kumuh dan tercium bau tidak sedap di sekitar jembatan. Toilet, dan Papan nama Kampung Nelayan terlihat rusak, tembok sepanjang jembatan pun dicoret-coret, serta sampah-sampah berserakan oleh orang yang tidak bertangungjawab membuat jembatan ini terlihat jorok dan kumuh. terlihat juga sisa-sisa percikan pinang di sepanjang tembok jembatan kampung nelayan tersebut.
 Kepala Dinas Pariwisata Kota Jayapura, Matias B Mano mengungkapkan kegiatan Festival Kampung Nelayan ini akan mengangkat potensi-potensi lokal yang ada di kampung itu terutama potensi ikan laut.
  Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Merauke Leunard HF Rumbekwan, menjelaskan, pentingnya PKP bagi nelayan yang memiliki kapal-kapal dibawah 7 GT tersebut. Sebab, selai n kapal nelayan tersebut memiliki izin, juga kapal-kapal penangkap ikan ukuran dibawah 7 GT tersebut juga akan mendapatkan alokasi BBM subsidi.Â
Dengan demikian, program yang direncanakan tepat sasaran dan dirasakan masyarakat. Juga menjadi sekrup penyambung agenda pusat, provinsi, kabupaten, dan kota agar semua inline, semuanya seirama dan tepat sasaran dan hasilnya betul betul dirasakan rakyat.
Tidak terawat! Itu kesan pertama saat CenderawasiH Pos melihat langsung kondisi Kampung Nelayan yang berlokasi di belakang Kompleks Hanurata, Hamadi Kota Jayapura. Kampung Nelayan yang sempat dikenal dengan spot foto jeramba di atas air laut dan sempat viral ini, kini jauh dari yang dibayangkan.