Pimpinan Wilayah Bulog Papua dan Papua Barat, Raden Guna Dharma mengatakan, stok Minyak Kita, sampai dengan saat ini tersedia sebanyak 143.894 kg atau sebanyak 153.000 liter. Stok tersebut bisa bertahan sampai Januari 2024 mendatang.
Edi menegaskan, Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku setiap harinya telah menyuplai minyak tanah ke sejumlah agen dan pangkalan minyak tanah untuk mencukupi kebutuhan masyarakat.
Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent naik 56 sen menjadi USD90,60 per barel sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 85 sen menjadi USD87,54. Kedua tolok ukur tersebut naik sebesar USD1 dan mengurangi keuntungannya.
Namun demikian harga Minyak Kita bervariasi, seperti halnya di pasar tradisional dijual dari harga Rp 16.000 per liter sampai Rp 20.000 per liter. Sementara di Ritel Modern seperti Saga Grup menjual dengan harga Rp 14.000 per liter.
Kepala Kanwil Perum Bulog Divre Papua dan Papua Barat, Raden Guna Dharma menjelaskan, untuk stok minyak goreng merek Minyak Kita sudah masuk dan sudah didistribusikan baik ke pengecer maupun ke pasar tradisional.
  Kepala Disperindakop UMKM Kabupaten Merauke, Erick Rumlus, S.Sos mengungkapkan, pengodokan ulang pangkalan minyak tanah tersebut karena distribusi Mitan yang merupakan BBM yang masih disubsidi pemerintah saat ini tidak merata.
Seperti yang diungkapkan Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Edi Mangun bahwa Pertamina terus memastikan ketersediaan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak tanah di Wilayah Papua-Maluku dalam kondisi aman selama periode bulan Juli 2023.
Ketua Aprindo Papua, Haris Manuputhy menjelaskan, stok Minyak Goreng Kita saat ini stoknya kosong. Bukan hanya di pasar tradisional, tapi juga di Pasar Moderen seperti di Saga Group.
Khususnya untuk Minyak Kita yang biasanya dijual Rp 14 ribu- Rp 16 ribu/liter, kini mencapai Rp 20 ribu- Rp 22 ribu/liter, sementara minyak goreng bermerek lainnya bisa mencapai Rp 26 ribu/liter.