Penjabat Bupati Mimika, Valentinus Sudarjanto Sumito secara singkat menyampaikan bahwa terkait dengan hak ini, Komnas Disabilitas masih akan kembali melakukan kunjungan ke Mimika dengan komposisi yang lebih lengkap.
Hal ini disampaikannya setelah mengetahui bahwa minat dan bakat anak-anak muda di Mimika dalam dunia olahraga cukup tinggi di semua cabang olahraga. Bahkan, ada yang sudah berkali-kali mengharumkan nama Mimika dengan segudang prestasi.
AKP Fajar menyebutkan, hal ini dikarenakan dari sekian kasus pencabulan yang ditangani rata-rata korban merupakan anak di bawah umur dan hampir semua pelaku merupakan orang-orang terdekat korban.
Padahal, menurutnya penerbangan itu sangat membantu pelayanan publik untuk mobilitas tenaga medis, tenaga pengajar, termasuk aparat dan juga masyarakat yang beraktivitas ke Potowayburu - Timika atau sebaliknya.
Valentinus menjelaskan, secara administrasi batas wilayah Kabupaten Mimika dengan kabupaten tetangga sebenarnya sudah termaktub dalam undang-undang pasca pemekaran. Namun, jika berbicara tentang adat, ada sebagian masyarakat di beberapa wilayah perbatasan Mimika yang adat dan budayanya mengikuti kabupaten lain.
“Jadi sementara kejadian tersebut kami duga kecelakaan lalulintas murni kemudian terlibat antara pejalan kaki atau penyeberang dengan roda 2 (yang dikendarai Anis-red) karena ditemukan banyaknya serpihan-serpihan atau bekas-bekas goresan dan patahan-patahan kendaraan roda 2 yang kami temukan,” kata AKP Boby
Hal ini dikarenakan pendakian tersebut dilakukan tanpa adanya pemberitahuan kepada pihak Kepolisian Resor Mimika dan tidak ada izin dari kepolisian selaku empunya keamanan di wilayah tersebut.
Usia yang terbilang beranjak dewasa bagi sebuah kabupaten ini diharapkan menjadi tonggak kebangkitan baru bagi Kabupaten Mimika yang menjadi miniatur kecil Nusantara di ujung timur Indonesia.
Kasat Reskrim Polres Mimika, AKP Fajar Zadiq membenarkan, pihak-pihak yang diperiksa adalah rekan-rekan korban yang bersama-sama melakukan pendakian ke Puncak Cartenz, oknum pihak manajemen PT Freeport Indonesia (PTFI) serta beberapa orang karyawan.
“Kita buatkan pernyataan kepada mereka apabila sekali lagi melakukan ya kita tidak akan segan-segan melakukan tindakan tegas meskipun mereka mungkin masih anak-anak,“ tambahnya.