Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular, Kamaludin menjelaskan, pada tahun 2022 kasus malaria di Kabupaten Mimika mencapai 34,6 persen, tahun 2023 berada di angka 30,6 persen.
Menurut Sohilait, Kota Jayapura merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota di Indonesia yang mendapatkan yang ditentukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dalam melaksanakan percepatan penurunan malaria.
Untuk distrik dengan kasus tertinggi malaria masih terjadi pada Distrik Yapsi/ Taja dengan API 418,8/1000 Penduduk, diikuti Distrik Namblong, dan Distrik Sentani Barat. Malaria pada ibu hamil juga menjadi salah satu prioritas penanganan karena dapat mengakibatkan anemia berat pada ibu dan mengakibatkan kematian pada ibu dan anak.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Khoirul Lie melalui Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Edward Sihotang mengakui, untuk distrik dengan kasus tertinggi malaria masih terjadi di Distrik Yapsi/ Taja dengan API 418,8/1000 penduduk, diikuti Distrik Namblong dan Distrik Sentani Barat.
“Bagus ya labnya. Lab Entomologinya bagus, lab Insektariumnya bagus. Saya tadi bilang ke Pak Dirjen kalau bisa kita di daerah-daerah endemis memiliki lab seperti ini,” kata Budi.
Wakil Ketua IDI Kabupaten Mimika dr. Firdy Permana menyebutkan bahwa ada beberapa faktor utama mengapa malaria di Mimika cukup tinggi.
Yang pertama, terkait dengan kesadaran masyarakat dimana diagnosa dan pengobatan terhadap orang yang sakit tidak dilakukan dengan cepat dan tidak dilakukan hingga tuntas.
Rencana tersebut memerlukan dukungan multi pihak, termasuk masyarakat dengan seluruh perangkat di kampung. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2018 tentang pelaksanaan deteksi dini dan pemberian obat anti malaria oleh kader malaria pada daerah dengan situasi khusus, memberikan ruang bagi masyarakat untuk menjadi kader malaria, guna melaksanakan fungsi-fungsi deteksi dini dan pemberian obat anti malaria.
Diakui, pelayanan pendidikan dan kesehatan itu sangat penting sebagai modal peningkatan SDM maupun menentukan mau dibawa kemana bangsa ini. Jika SDM di Kabupaten Jayapura semua sehat jasmani dan rohani serta cerdas, tentu SDM Kabupaten Jayapura bisa diandalkan.
Dalam sebulan itu ditemukan sekitar seratusan, bahkan lebih. Setelah ditemukan mereka langsung diberi penanganan berupa obat anti malaria. Bahkan kegiatan surveilans itu dilakukan setiap minggu dan kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Jayapura.
“Kami dalam rangka menyerap informasi, pikiran, pendapat dan pandangan langsung dari lapangan tentang apa masalah yang dihadapi tim eliminasi malaria. Karena dalam RPJMN itu, target bangsa ini 2030 eliminasi malaria sudah selesai,” ungkap Prof Ganjar Razuni.