"Karena masih banyak masyarakat yang tidak mau memeriksakan kesehatannya, dengan alasan tidak ingin mengetahui penyakitnya, bagi mereka lebih baik tidak tau penyakit dari pada tau akibatnya jadi stress, tapi sebenarnya justru memeriksakan kesehatan lebih dini akan lebih baik untuk mencegah terjadinya penyakit -penyakit berbahaya," jelasnya.
Wakil Ketua Komisi 5 DPRP, H. Jayakusuma, menjelaskan bahwa aspirasi tersebut disampaikan langsung oleh para dokter spesialis yang menemui anggota Komisi 5 awal maret lalu. "Itulah yang kami dapatkan dari sejumlah dokter spesialis. Mereka datang bertemu dengan kami di Komisi 5 untuk membahas upaya keterlibatan mereka bekerja di RS Vertikal,” ujar Jayakusuma
Sekertaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Edward Sihotang menjelaskan, program ini bertujuan untuk meraih penghargaan Swasti Saba, di Papua baru Kota Jayapura yang melaksanakan program tersebut.
Puskesmas Waena, salah satu yang melaksanakan program itu. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti program pemeriksaan kesehatan gratis itu harus mendaftarkan melalui aplikasi satu sehat mobile atau melalui WhatsApp. Namun ternyata tidak semua masyarakat memiliki Android sehingga hal ini juga menjadi kendala tersendiri.
Sekertaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Edward Sihotang menjelaskan, penyebab kasus TBC bagi anak usia 0-4 tahun rata-rata disebabkan oleh orang tua.
"Kasus TBC pada anak-anak yang terinfeksi sudah dipasarkan tertular dari orang dewasa, penularan virus tersebut tidak dapat disebarkan dari anak-anak sebayanya," katanya kepada Cenderawasih Pos
Karena itu pelayanannya hanya satu shift dalam satu hari sampai pada pukul 14.30 WIT. Karena itu semua jenis penyakit yang membutuhkan pelayanan di fasilitas kesehatan tersebut semaksimal mungkin dilayani. Namun apabila ada yang membutuhkan rujukan maka itu akan dilakukan.
Menurut dia, pengidap virus yang menyerang daya tahan tubuh itu diwajibkan meminum obat setiap hari seumur hidupnya sehingga dengan keberadaan puskesmas di dekat tempat tinggalnya dapat memudahkan mereka mendapatkan pengobatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari mengatakan bahwa tren kasus Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) tahun 2024 mengalami kenaikan. Tahun 2022, ibu hamil (Bumil) yang dites sifilis sebanyak 1.864 yang positif HIV 8 orang dan positif sifilis 39 orang, sedangkan untuk Tahun 2023 yang positif HIV dan sifilis alami peningkatan yakni, positif HIV 18 dan positif sifilis 96 dari 1.531 yang dites sifilis.
"Bahwa pemalangan Puskesmas Komba dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak memiliki hak, karena tanah tersebut sudah bersertifikat, dan sertifikatnya Dinkes, jadi kita beli tanah itu dan sudah bersertifikat, sekarang kami menunggu pihak-pihak yang lebih berkompeten untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, " terangnya kepada Cenderawasih Pos
Menurut Sri Antari, berdasarkan kelurahan, wilayah paling tinggi ada di Distrik Jayapura Utara sebanyak 403 kasus, khusus penderita balita 241 sedangkan kelompok umur di atas 5 tahun sebanyak 162 kasus.