Menurut Kapolsek AKP Made Sudarma, dalam pelaksanaan pengamanan di pelabuhan laut Yos sudarso Merauke Polsek KPL Merauke mengamankan kedatangan dan keberangkatan kapal penumpang yang tiba di pelabuhan, baik orang dan barang bawaan.
Mantan Kapolsek Merauke Kota itu menjelaskan, keenam Kru kapal yang melarikan diri tersebut diduga membuang korban ke laut setelah membunuhnya. Sehingga jasadnya baru ditemukan mengapung setelah 5 hari dinyatakan hilang.
Dikatakan, bantuan 6 unit kapal tangkap diberikan kepada 3 kelompok nelayan yang berada di dua Distrik Jayapura Utara dan Jayapura Selatan masing-masing 3 unit. Menurutnya anggaran yang digunakan untuk pembelanjaan enam unit kapal itu bersumber dari dana alokasi khusus tahun 2024.
“Yang nanti membantu dalam pencarian adalah dari Danlanal, bila mana ada kapal beliau nanti yang berpatroli dan ditemukan, nanti akan dilaporkan kemudian dari Danlanud dan Dansatgas udara akan melaksanakan pencarian di sela-sela pelaksanaan tugas,” tambah dia.
Sejak dilaporkan hilang kontak, Tim SAR langsung menggelar operasi pencarian hilangnya kapal yang membawa 12 orang ini. Tim SAR gabungan diberangkatkan untuk melakukan pencarian dengan menyisir jalur yang direncanakan dilalui Kapal LCT Cita XX, pada Sabtu, 20 Juli 2024. Namun, pencarian tersebut tidak membuahkan hasil.
Direncanakan, pesawat Boeing 737-200 Surveillance milik TNI AU akan melakukan penyisiran sejauh perairan Timika, Asmat dan Dobo dengan jangkauan pencarian yang lebih luas menggunakan kamera pesawat.
Oleh karena itu, untuk mengefektifkan upaya pencarian, SAR meminta bantuan pesawat Boeing 737-200 Surveillance milik TNI Angkatan Udara (AU) membantu melakukan pencarian Kapal LCT Cita XX di hari keempat pencarian. Kapal yang hilang kontak ini, diketahui mengangkut material tower BTS milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika, I Wayan Sutayana menyebut, kapal tersebut berangkat dari Mimika pada Senin 15 Juli 2024 dan dijadwalkan tiba di Yahukimo Kamis 18 Juli 2024. Namun, hingga saat ini kapal tersebut hilang kontak dan tak kunjung tiba di pelabuhan tujuan.
Keduanya seperti menjadi penanda pemanfaatan teknologi canggih di kapal OceanXplorer. Kapal Triton tersebut mampu membawa peneliti bersama supirnya sampai kedalaman 1.000 meter. Kacanya sangat tebal. ’’Tetapi ketika sudah di dalam laut, terlihat seperti tidak ada kacanya. Benar-benar tampak nyata,’’ kata Co-CEO and Chief Science Office OceanX Vincent Pieribone.
Tak sedikit masyarakat bertanya-tanya mengapa setelah FKN kapal tersebut tidak dimaksimalkan untuk meningkatkan dunia pariwisata sekaligus menambah PAD bagi Pemkot Jayapura.