Penjabat walikota Jayapura, Dr. Frans Pekey mengatakan, ada sejumlah langkah dan upaya yang sudah mulai dilakukan oleh pemerintah, mulai dari kegiatan operasi pasar atau sidak dan melaksanakan pasar murah di beberapa lokasi di Kota Jayapura. Ini semata mata untuk menjaga harga pangan tetap terjangkau.
"Menyikapi adanya kenaikan harga beras premium, warga bisa beralih mengkonsumsi pangan lokal yang ada di Kabupaten Jayapura yakni sagu, betatas dan umbi umbian serta lainnya, yang kandungannya lebih bagus dari beras,"ungkapnya kepada wartawan Cenderawasih Pos, di Sentani, Selasa (3/10)kemarin.
Misalkan harga bawang merah sebelumnya Rp 60 ribu/kg kini menjadi Rp 50 ribu/kg. Bawang putih Rp 50 ribu/kg dimana harga sebelumnya Rp 40 ribu/kg, cabe rawit Rp 80 ribu/kg dari sebelumnya Rp 110 ribu/kg dan cabe keriting Rp 70 ribu per kg dari sebelumnya Rp 90 ribu/kg.
Terkait dengan kondisi ini, pemerintah berharap agar masyarakat tidak terlalu panik yang berlebihan karena wilayah Kota Jayapura dan Papua pada umumnya tidak kekurangan bahan makanan. Untuk itu, dia meminta masyarakat di Kota Jayapura supaya kembali untuk mengkonsumsi pangan pangan lokal yang memang ketersediaannya cukup melimpah.
Dia mengatakan rapat koordinasi inflasi digelar setiap minggu  oleh Pemerintah Kota Jayapura dan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri. Rapat ini untuk mengecek perkembangan harga dan ketersediaan pangan di setiap daerah. Selain itu, untuk memberikan arahan pemantauan.
David selalu pemilik kios sembako di Pasar Pharaa Sentani mengatakan, harga beras medium dan premium mengalami kenaikkan harga per kemasan mulai dari Rp 10 ribu, baik merek 99, Kano, karung kuning dan lainnya.
Sebelumnya, pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan bahwa harga beras melonjak karena tambahan stok tidak sebanyak biasanya. Sedangkan permintaan diprediksi bakal tetap stabil bahkan meningkat jelang akhir tahun nanti.
"Kalau harga 12.000-12.500 perkilo itu hanya sebagai penarik pembeli. Kalau ada yang membeli kita batasi. Yang jelas rata-rata sekarang harganya Rp 13.000 perkilo. Ada juga yang harga Rp. 14.000 perkilo tapi itu beras Thailand yang butirannya besar-besar," kata Jamaluddin ditemui media ini, Kamis (28/9).
Seperti yang disampaikan Ani penjual telur Anpu di Pasar Sentral Hamadi bahwa harga telur saat ini masih tergolong murah, yang tadinya Rp 68 ribu - Rp 70 ribu/rak kini menjadi Rp Rp 65 ribu - Rp 68 ribu/rak.
Didampingi Bupati Mimika Eltinus Omaleng, Mendag blusukan ke Pasar Sentral Timika. Ia bertemu dengan pedagang. Mulai dari pedagang beras, cabe, telur dan pedagang sembako lainnya. Tak terlewatkan, Mendag menemui mama-mama Papua yang menjual umbi-umbian dan sayur.