Menurut Hartari, kini pihaknya akan membuka pasar komoditas lainnya seluas-luasnya, karena sudah bisa dilakukan ekspor langsung dan lebih efisien. “Selama ini komoditi seperti kayu dan hasil lainnya yang keluar dari Papu
Kepala Balai Besar Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (BBKHIT) Papua, Lutfie Nasir menyebut, komditi ikan yang berasal dari Papua banyak dikirim ke Surabaya, Jakarta dan Makassar. Khususnya kepiting dan lobster.
“Eskpor kali ini melalui Pelabuhan Jayapura langsung ke negara tujuan, tidak lagi melalui pelabuhan lain,” kata Plt. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Papua, Hartati Sofia Iwanggin
Kepala BPS Provinsi Papua Adriana Helena Carolina menyampaikan, Provinsi Papua pada April 2025 dengan nilai ekspor mencapai US$5.462,12 ribu turun 7,07 persen dibandingkan Maret 2025 senilai US$5.877,95 ribu.
Sebagaimana diketahui bahwa cukai merupakan salah satu instrumen penerimaan negara yang dikenakan khusus terhadap barang-barang karakteristik tertentu yang dikendalikan peredarannya, misalnya karena potensi merusak keseh
Pj Gubernur Papua, Ramses Limbong mengatakan, dengan peningkatan kualitas produksi maka secara tidak langsung akan meningkatkan aktivitas ekspor di Papua. Meski saat ini perekonomian secara global mengalami gejolak, n
Kepala Bea Cukai Jayapura Adeltus Lolok di Jayapura, minggu, mengatakan penggunaan aplikasi CEISA 4.0 sebelumnya telah dilakukan sosialisasi kepada pelaku usaha dan masyarakat sejak 1 Oktober 2024.
Program-program Disperindagkop Kota Jayapura tahun 2025 akan diarahkan pada program kegiatan pembinaan, pelatihan dan kewirausahaan yang fokus pada kegiatan ekspor khususnya komponen-komponen yang ada di Kota Jayapura.
Diakuinya, saat ini belum dilakukan ekspor langsung, namun pihaknya bersama instansi terkait lainnya terus melakukan pembenahan terkait produk-produk unggulan Papua, seperti ikan, cacao, kopi, dan sebagainya.
Ekspor langsung ini sangat berpotensi karena menyangkut kebutuhan pokok masyarakat di perbatasan dan nilainya tinggi. Tercatat sampai semester 1 tahun 2024 sekitar Rp 15 miliar. "Ini yang terus kita dorong, untuk peningkatan nilai ekspor harus lebih tinggi, dari nilai impor, karena jika nilai devisa suatu negara tinggi akan lebih bagus, "jelasnya.