"Ada baiknya masyarakat membuang sampah pada malam hari, hingga subuh, dengan demikian memudahkan para petugas kebersihan dalam mengangkut dan membersihkan sampah, selan itu membuat kita menjadi lebih bersih dan nyaman," terangnya.
Dari pembahasan yang telah dilakukan pihak WWF dan pengelolaan sampah telah melakukan kunjungan ke lokasi tempat pembuangan sampah di Kabupaten Jayapura. "Nantinya akan dibangun tempat pemilihan sampah, bru kemudian akan dikelola di pabrik sampah," jelasnya.
  Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua Selatan Jujuk Rianto ditemui media ini terkait dengan Program Strategis Nasional yang dicanangkan Pemerintah Pusat dan saat ini sudah dimulai dengan membuka jalan dan lahan sekitar 2.000 hektar di Distrik Ilwayab Kabupaten Merauke mengungkapkan bahwa tentu PSN dari pemerintah pusat didukung.
  Dia mengatakan keberadaan beberapa Gazebo yang dibangun oleh Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua itu sebenarnya telah memberikan pengaruh positif terhadap kunjungan masyarakat di tempat wisata yang dikelola pihaknya itu. Misalnya ketika masyarakat berkunjung mereka akan menyewa beberapa Gazebo yang ada. Dalam seminggu pendapatan yang dihasilkan bisa mencapai 4 sampai 5 Juta rupiah itu belum terhitung biaya operasional.
  Salah satu yang dilakukan misalnya pembangunan beberapa Gazebo oleh Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua bagi masyarakat pengelola pariwisata di Pantai Hamadi.
Pasalnya, ada banyaknya keluhan dari masyarakat dan pedagang bahwa banyak sampah di pasar tidak terangkut dengan baik, maka hal ini diminta kepada DLH dan Dinas Perindag bisa sama-sama saling berkoordinasi dalam hal menjaga kebersihan di pasar termasuk dalam pengangkutan sampahnya.
 Abdul Rahman Basri mengungkapkan, dua sekolah di Kabupaten Jayapura yang menerima penghargaan Adiwiyata tingkat Nasional dan Adiwiyata Mandiri adalah sekolah yang benar-benar mengelola sekolahnya dengan baik dalam menjaga lingkungan.
  Plt. Kepala DKLH Provinsi Papua, Aristoteles Ap mengatakan, program pelatihan budidaya jamur dilakukan dengan melihat potensi-potensi yang ada di dalam kawasan hutan terutama terkait dengan pemanfaatan hasil limbah yang telah dibuang atau tidak digunakan lagi, namun bisa dimanfaatkan salah satunya dengan budidaya jamur ini.
  Metode ini dianggap sangat cocok untuk dikembangkan di Papua, terutama di Kabupaten maupun Kota Jayapura yang masih memiliki hutan yang sangat luas di mana dengan memanfaatkan daun tanpa harus merusak pohon.
  "Jadi tahun ini kita terapkan, sekalian kita sosialisasi, sehingga belum maksimal. Namun saat ini kita terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat dengan melibatkan Kelurahan yang ada di 5 distrik yang ada di kota Jayapura," ujarnya.