Dalam kegiatan tersebut turut dilibatkan Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Dinas Perhubungan, UPT Kementerian Sosial, Balai Kementerian Kesehatan, hingga Tokoh Adat, Tokoh Adat, WHO, TNI Polri, Pramuka.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari mengatakan pelayanan kesehatan di daerah perbatasan negara harus ditingkatkan dan harus menjadi yang terbaik.
Terlebih kata dr Aaron, penyebaran virus polio di lingkungan masyarakat didukung dengan perilaku hidup yang tidak bersih dan sehat, tidak tersedianya jamban sanitasi dan sikap masyarakat yang cuek.
Kendati demikian, Dinas Kesehatan Provinsi Papua mengaku pihaknya saat ini tidak terlalu memikirkan kasus Covid melainkan kasus Polio yang kini sudah berada di Papua Selatan, Papua Tengah dan Papua Pegunungan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari menjelaskan, setelah covid-19, capaian imunisasi di Kota Jayapura memang sudah tidak bagus, bahkan secara global. Di kota Jayapura masalah ini disebabkan karena kurangnya logistik.
Dia mengatakan, tahun ini secara khusus untuk anggaran penanganan DBD tidak dianggarkan, Karena untuk penanganan DBD ini yang paling efektif itu adalah pemberantasan sarang nyamuknya.
Robby mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir, sebab Pemerintah Provinsi Papua telah merespon isu tersebut dengan serius. "Gubernur langsung printahkan untuk tanggulangi masalah stok obat ini, dan kami sudah urus semuanya," kata Robby.
Direktur RSK Abepura, dr. Guy Emma Come ketika dikonfirmasi wartawan di ruangannya mengatakan penutupan pelayanan kesehatan RS Khusus Abepura ini hanya dilakukan satu hari saja yakni Selasa 21 Mei 2024 kemarin.
Arinius mengklaim, secara manual cakupan vaksinasi di Papua 76,5 persen. Namun secara aplikasi angkanya masih di bawah. Hal ini dikarenakan teman teman sudah melakukan pelayanan di lapangan, namun tidak diinput dalam aplikasi Asik sehingga tidak terbaca.
Seperti yang dikatakan Kepala Dinas Kabupaten Jayapura Khairul Lie melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Kabupaten Jayapura Pungut Sunarto bahwa kasus malaria di Kabupaten Jayapura di tahun 2022 tercatat mencapai 47 ribu yang tersebar di 19 distrik Kabupaten Jayapura, namun data di tahun 2023 kini sudah menurun.