Kabid Destinasi dan Pariwisata Disbudpar Kabupaten Jayawijaya Naftali Rumbiak, menyatakan pertunjukan Apen Bayeren (berjalan diatas batu panas) itu rencana akan dihadirkan pada saat penutupan besok, sebagai pertunjukan tambahan dari atraksi perang-perangan dan beberapa pertunjukan lainnya yang telah disisahkan oleh panitia
Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Fajar Utomo menyatakan FBLB merupakan salah satu pertunjukan seni budaya yang berkualitas yang harus dilakukan secara berkelanjutan. Sebab iven ini adalah salah satu dari 10 Top KEN. Oleh karena itu, mewakili pemerintah pusat, pihaknya mengucapkan selamat kepada Provinsi Papua Pegunungan, khususnya Pemkab Jayawijaya.
Kebiasaan akan berubah menjadi kebudayaan atau biasa disebut culture. Setelah peradaban cukup maju culture dalam suatu komunitas membentuk manusia yang diklasifikasi secara administrasi menjadi masyarakat yang diinput datanya kedalam sistem pemerintahan.
Pj Bupati Jayawijaya Thony M Mayor, S. Pd, MM mengatakan untuk mengantisipasi gangguan kelistrikan dalam pembukaan FBLB seperti tahun 2023 lalu, pihaknya telah meminta panitia pelaksana FBLB untuk melakukan koordinasi dengan PLN UP3 Wamena untuk menyedikan suplay listrik dari mesin genset yang kapasitasnya besar agar bisa memenuhi kebutuhan pasokan listrik pada pembukaan.
Sebagai pimpinan ia harapkan bahwa panitia yang sudah mempersiapkan ini sesuai dengan rencana dan bisa berjalan dengan baik, ketika pembukaan dan penutupan semuanya berjalan lancar.
Rapat Koordinasi Persiapan Terakhir Pelaksanaan FBLB ke 32 Tahun 2024 yang dilakukan di ruang rapat sekda Kantor Bupati Jayawijaya senin (5/8). (FOTO:Denny/ Cepos)
Thony ingin memastikan semua panitia sudah siap dengan tugas masing – masing. Jika ada kendala maka itu harus langsung dicarikan solusinya. “Masyarakat juga harus mengambil peran. Paling tidak ikut menjaga nama dan wibawa Kabupaten Jayawijaya,” pintanya.
“Pendidikan yang berkualitas diharapkan bisa menghasilkan SDM yang dapat bersaing secara global, tapi tetap mampu memberikan kontribusi dalam menjaga kearifan lokal, budaya, tradisi serta bahasa lokal Biak,” ujar Semuel Rumakieuw.
Parade Budaya ini awalnya tidak ada dalam rangkaian kegiatan semarak HUT RI ke 79. Parade budaya ini diikuti para pelajar mulai dari tingkat SD, SMP Sederajat, SMA/SMK sederajat, dan tingkat perguruan tinggi.
Terkait hal tersebut, dia menyebut Komisi I DPR mengapresiasi pembangunan yang telah dilakukan Pemerintah di Papua secara cepat, pesat, dan signifikan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.