Kepala Disbudpar Kabupaten Jayapura Benyamin Yarisetouw di Sentani, Kamis, mengatakan pagelaran itu menampilkan berbagai pertunjukan seni tradisional, seperti tarian adat, musik khas Sentani serta pameran fotografi juga kuliner lokal berbahan dasar sagu.
  Kondisinya sangat using, belum lagi plang nama kantor yang sebagian tulisannya sudah hilang. Kesan bahwa kantor itu ditinggal lama semakin jelas. Saat, mengintip bagian dalam, pintu utamanyapun sudah digembok menggunakan rantai , itu pun sudah terlihat warna karatan. Di bagian kanan depan kantor memang berdiri pos satpam, namun tak ada satupun penjaga disana. Butuh beberapa hari menyambangi tempat ini, untuk bisa menemui petugas disana.
"Kami telah menghubungi beberapa orang yang telah menyimpan koleksi-koleksi benda budaya Papua dan dalam waktu yang cukup lama dan dari komunikasi tersebut rencananya akan dikembalikan," kata Frederik pekan kemarin. Jumlahnya sendiri diperkirakan sebanyak 3000 an koleksi dan semua berada di Amerika.
Namun itu sama sekali tidak disentuh, artinya kreativitas dari pihak pengelola, dari institusi atau departemen yang bergerak di bidang kebudayaan dan pariwisata dan mitra lainya yang bergerak dalam bidang kebudayaan itu sama sekali tidak melihat itu sebagai sebuah potensi dan sebuah aset yang bisa dikembangkan menjadi sumber inspirasi atau identitas bagi generasi yang sedang mencari jati dirinya.
Padahal benda budaya bagian dari sejarah yang menggambarkan cerita masa lalu dan cermin dari peradaban saat ini. Jika saksi atau bukti sejarah ini hilang atau rusak maka bisa dibilang ada banyak cerita sejarah di Papua akan ikut hilang. Kondisi inilah yang sedang dihadapi para pegawai UPT Museum Negeri Jayapura. Mirisnya lagi selain kondisi benda sejarah yang rusak, status museum yang dulunya menempati grade A kini turun menjadi grade D.
Kamis (9/1) pekan kemarin, Cenderawasih Pos menyambangi lokasi Budaya Ekpo Waena yaang ada di Distrik Heram. Lokasi yang pernah menjadi pusat budaya, dari berbagai anjungan budaya kabupaten/kota di Tanah Papua sebelum pemekaran ini, kini kondisinya sangat miris dan tidak terawat.
Mungkin satu sisi karena peringatan noken kali ini bersamaan dengan momentum pilkada sehingga gaungnya tak terdengar akan tetapi menurut Wiga situasi ini bukan hanya terjadi sekarang dari dulu peringatan hari noken selalu hanya diatas kertas. "Kita lihat selasa kemarin jangankan masyarakat, pegawai di pemerintahan saja mereka tidak merayakan hari noken ini, baik dengan menggunakan noken atau ataupun acara ceremonial tampak hampir tidak terdengar," ujarnya, Rabu (5/12).
Iapun pulang melaporkan tentang kabar bahagia tersebut dengan harapan ada perhatian lebih yang bisa dilakukan pemerintah Provinsi Papua terkait noken mendapat pengakuan dunia. Ada banyak upaya yang sudah dilakukan namun Titus mengaku ekspektasinya terlalu tinggi. Awalnya ia cukup yakin karena setahun kemudian dilakukan peletakan batu pertama pembangunan galeri atau museum noken di Taman Budaya Expo Waena.
Hanya digunakan ketika ada harinya atau momennya. Selebihnya cukup dipajang dan mengatakan diri peduli. Harusnya semua asesoris budaya tersebut dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
  Dalam usia 62 tahun ini, Uncen telah memasuki fase baru sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN-BLU). Rektor Uncen, Oscar Oswald Wambrauw berharap dengan status PTN-BLU, Civitas Akademika Uncen harus memperkuat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.