Kepala Dinas PUPR Kota Jayapura, Nofdy J Rampi mengatakan pihaknya sudah mulai melakukan penyiapan dan pelaksanaan penebangan serta pemangkasan pohon yang ada di sekitar Jalan Utama di Kota Jayapura.
Hujan lebat ini tidak hanya di Kota Jayapura saja, tapi juga Kabupaten Jayapura, dan sekitarnya yang menyebabkan dampak banjir, longsor dan pohon tumbang pada beberapa titik di Kota dan Kabupaten Jayapura.
Banyak kendaraan warga yang terpaksa dipindahkan ke lokasi yang lebih tinggi dan warga sibuk mengemas pakaian maupun perabot rumah tangga dan peralatan listrik. Ada juga rumah warga yang sudah kemasukan air akhirnya langsung dikuras dengan menggunakan ember atau gayung.
adan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jayapura menyebut, intensitas hujan yang terjadi selama bulan Maret belakangan ini masih tergolong normal. Karena puncak musim hujan di wilayah Kota Jayapura, yaitu di Januari sampai Februari dan itu ditandai dengan intensitas hujan lebat yang cukup tinggi pada periode bulan tersebut.
Salah satu yang nampak parah karena dampak cuaca ekstrem adalah Sumatera Barat. Beberapa titik di wilayah tersebut mengalami banjir dan longsor. Kabupaten yang terdampak adalah Pasaman, Agam, Pasaman Barat, Padang Pariaman, Lima Puluh Kota, Solok, Pesisir Selatan, hingga Kepulauan Mentawai terdampak. Selain itu bencana hidrometrologi juga terjadi di Kota Solok dan Kota Padang.
Karena itu Kepala BPBD Kota Jayapura, Asep Khalid mengaku pihaknya masih terus melakukan pemantauan dan pengawasan terkait dengan kondisi cuaca di lapangan, termasuk melakukan upaya-upaya preventif terhadap sebuah kecelakaan di wilayah pesisir.
Menurutnya, wilayah yang terpengaruh oleh El Nino cenderung mengalami pengurangan curah hujan yang berpotensi mempengaruhi ketersediaan air. Perlu diketahui El Nino adalah fenomena yang memberikan dampak dampak terhadap pengurangan curah hujan di wilayah Indonesia termasuk Kota Jayapura dan sekitarnya. Fenomena El Nino diprediksi berlangsung hingga akhir 2024.
Dikatakan, Di perairan Jayapura sendiri mulai dari bulan Desember sampai di bulan Februari itu kondisi gelombang itu memang masih signifikan karena, angin monsunal dari Asia. Namun kalau berdasarkan pantauan saat ini, mengalami peningkatan karena ada percepatan angin di perairan utara Papua, karena terdapat wilayah tekanan rendah di perairan kepulauan Salomon.
Mantan wartawan ini mengatakan pihaknya juga merasa khawatir jika saat pencoblosan pada 14 Februari 2024 terjadi hujan sehingga warga yang datang ke tempat pemungutan suara (TPS) menjadi sangat berkurang.
Dia mengatakan, saat ini Kota Jayapura dan sekitarnya sudah memasuki musim penghujan. Kemudian potensi tanah longsor, banjir bahkan abrasi seperti yang sudah terjadi di kawasan pantai wisata Holtekamp Kota Jayapura juga telah menjadi ancaman serius. Karena itu, pihaknya terus memberikan sosialisasi dan imbauan kepada warga di Kota Jayapura, supaya benar-benar memperhatikan soal ini.