Kepala Distrik Jayapura Utara, Mardiana mengungkapkan, upaya penurunan angka stunting di Jayapura Utara dimulai dengan koordinasi dengan pemerintahan bawahan di tingkat Kampung dan kelurahan, termasuk dengan PKK dan juga stakeholder baik Koramil maupun Polsek.
Kepala Sekolah SDN 2 Hamadi, Rumini, S.Pd mengatakan materi yang diberikan mulai dari bangun pagi bagaimana bisa tertib untuk mengatur perlengkapan, baris berbaris, mampu mengorganisir kelompok dan kemudian mengasah kemampuan dalam pentas seni juga belajar soal menyelesaikan games bersama tim.
 Saat masuk di arena pentas langkah-langkah tegak serta penampilannya layaknya orang dewasa. Antusias orang tua mensuport anak-anaknya juga tak kalah heboh. Bagaimana tidak, meski cuaca mulai menyengat, namun semangat untuk mengabadikan moment bagi anak anaknya seakan merendam teriknya matahari.
  Disebutkan bahwa dari data KPAD Papua, tercatat ada 104 kasus kekerasan terhadap anak pada tahun 2024 ini. Dimana 34 kasus diantaranya terjadi pada anak laki-laki, sementara 70 kasus pada anak perempuan.
Sebagai anak agensi, pekerjaan multitasking adalah hal yang lumrah. Mulai dari mengedit video, mendesain grafis, hingga menulis strategi pemasaran, semuanya membutuhkan perangkat dengan performa luar biasa. MacBook Pro 16 inci M3 Max hadir dengan CPU 12-core dan GPU 18-core, memastikan setiap pekerjaan berjalan lancar tanpa hambatan.
Ia mengusulkan ide revolusioner kepada Dewan Pertanian Negara Bagian Nebraska dengan menetapkan satu hari khusus untuk menanam pohon. Dari situlah gagasan ini kemudian menyebar luas ke seluruh dunia dan menginspirasi banyak negara untuk mengadopsi hari serupa yang kini dikenal sebagai Hari Pohon Sedunia.
Direktur Keuangan Bank Papua, Pujianto menjelaskan, melalui program CSR, Bank Papua menyerahkan bantuan sembako kepada 70 anak-anak yatim di wilayah Kota Jayapura, guna membantu memenuhi kebutuhan gizi mereka dan meringankan beban ekonomi. Selain itu, dengan program tersebut Bank Papua harapkan bisa memberikan rasa aman, bagi anak-anak tersebut, sehingga anak-anak ini dapat lebih fokus pada pendidikan dan pengembangan diri mereka.
  Dimana anak anak dapat secara langsung mengenal lingkungan, seperti jenis tanaman, maupun kegiatan-kegiatan para petani. "Kunjungan ini bagian dari praktek langsung atas materi yang mereka pelajari selama ini di ruang kelas," ujarnya.
  Untuk menuju Kampung Skouw Sae, yang berjarak sekitar 46 km dari pusat Kota Jayapura, butuh waktu satu setengah jam lebih. Namun, jarak tak mematahkan semangat perempuan 24 tahun ini untuk mencerdaskan anak-anak di kampung, yang rata-rata penduduknya bermata pencarian sebagai petani dan nelayan.
Kamrudin, S.Pd melalui pernyataan resmi yang disampaikan kemarin, menjelaskan bahwa angka putus sekolah yang beredar tersebut berasal dari data residu yang ada pada Data Pokok Kependidikan (Dapodik). Data tersebut, kata dia, diambil tanpa pembaruan atau verifikasi terbaru oleh operator sekolah, atau migrasi data, dari yang tamat atau naik kelas, dan juga naik satuan jenjang pendidikan. Hal ini menyebabkan data tersebut menjadi stagnan dan tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya.