Dia mengakui, sejak RS itu ada, setidaknya baru kali ini keberadaan IGDnya cukup representatif untuk menjawab kebutuhan saat ini. Tidak saja sebatas pada fasilitasnya yang diupgrade, namun tata kelola pelayanan di RS tersebut juga yang mulai dibenahi. Pada intinya, pihaknya ingin memberikan pelayanan yang terbaik dan ingin memuaskan hati masyarakat. Terutama para pasien yang hendak berobat di RSUD itu.
“Kami atas nama pribadi dan Pemerintah menyampaikan rasa duka yang mendalam atas musibah ini dan kehadiran Kami di sini untuk memberikan dukungan kepada warga yang terdampak,” ujar Abisai Rollo yang saat itu melihat langsung kondisi para korban di sekitar lokasi kebakaran.
Kata dia, untuk penempatan warga binaan di dalam Lapas itu disesuaikan dengan jenis kasus yang dihadapi mulai dari kasus kriminal pembunuhan, narkoba, koruptor, masing masing terpisah alias tidak digabung. Bedahalnya dengan kejahatan narkotika, kemungkinan school crime-nya bisa saja terjadi.
Lebih lanjut diungkapkan bahwa pada Januari 2025 lalu pihaknya mendapat laporan dari Abdul Rauf yang melaporkan bahwa MH bersama empat orang pria lainnya, yang diketahui memiliki inisial SA, AT, IW, dan SW, telah melakukan pencurian dengan kekerasan. Akibatnya korban bernama Mastang mengalami luka berat.
Menurut Daisy, IGD RSUD Abepura itu mulai dibangun sejak 2024 lalu dengan menggunakan anggaran Dana DAK senilai Rp 10 miliar. Selain pembangunan gedung, anggaran tersebut juga dimanfaatkan untuk melengkapi semua perabotan, peralatan yang dibutuhkan di RS tersebut.
Sebelumnya pasca divonis hukuman 13 tahun penjara di Pengadilan Negeri Makassar, RHP telah menjalani hukumannya di Lapas Makasar. Namun setelah Kurang lebih 3 tahun menjalani masa hukuman itu RHP kemudian meminta untuk dipindahkan penahanannya ke Papua.
Adapun beberapa distrik di kota Jayapura yang mulai menjalankan retribusi tersebut salah satunya distrik Abepura. Kepala distrik Abepura Tom Rumbewas mengaku sejak Januari 2025 wilayah distrik Abepura telah menerapkan Perda tersebut kepada Masyarakat. Namun belum berjalan maksimal dikarenakan kurangnya sosialisasi.
Ruangan itu hanya simpel saja, berbentuk persegi tanpa sekat sama sekali. Salah satu sisinya ditempati khusus untuk tabung gas dengan ukuran di atas rata-rata. Disisi lain juga terdapat tempat yang cukup besar untuk menjadi tempat panci dan wajan jumbo disimpan dan di gantung.
Antusias warga binaan yang beragama muslim terlihat penuh dengan sukacita. Kalapas Kelas IIA Abepura Abepura, Badarudin, bersama Pegawai Lapas turut ikut buka dan salat bersama dengan seluruh warga binaan di Masjid At-Tarbiah.
"Pemotongan anggaran itu sangat berdampak, dalam proses kemandirian dan segala macam. Tetapi kita mencoba menyikapi pemangkasan dengan memaksimalkan anggaran yang ada. Tetap kita berjalan seperti biasanya," ungkap Kalapas Kelas II Abepura, Badarudin kepada Cenderawasih Pos di Abepura,