Kapolres Jayawijaya melalui Kabag SDM Kompol Poltak Sihombing mengakui jika usai pendaftaran online ditutup maka 368 calon anggota Polri ini mulai mengikuti seleksi administrasi awal yang dilakukan oleh panitia penerimaan dari Polres Jayawijaya, bagi yang lolos seleksi tersebut selanjutnya akan menuju ke Polda Papua untuk melakukan test selanjutnya.
 Usai, acara halal bihalal, 100 peserta kenaikan sabuk hijau ke sabuk putih ini, melakukan pemanasan dan berlari menuju lapangan Kodam, tepat pelaksanaan ujian. Para peserta ujian kenaikan sabuk putih ini merupakan gabungan dari berasal dari sejumlah ranting yang ada, baik wilayah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura maupun Kabupaten Keerom.
Kepala SMP Negeri 2 Kota Jayapura Dorthea Caroline Enok mengatakan sebelum mengikuti tahapan ujian sekolah sebagai penentu kelulusan siswa-siswi tersebut, pihak sekolah sudah menyelenggarakan persiapan-persiapan kepada siswa-siswi yang akan mengikuti ujian sekolah tersebut.
  Dia menjelaskan anak-anak tersebut akan mengikuti kegiatan festival itu mulai 1-5 Mei dan mereka akan ditampung di salah satu hotel di Jakarta. Dua siswa tersebut masing-masing bernama Teddy dan Clara. Untuk Teddy, akan mewakili Papua untuk lomba mendongeng bahasa daerah tobati. Sementara Clara akan mewakili Papua untuk lomba kategori menyanyi bahasa daerah.
  Hanya saja yang perlu dilihat kembali mengenai keinginan dari orang tua, yang kadang-kadang ingin melaksanakan kegiatan tersebut di hotel ataupun di gedung di luar sekolah. "Kalau dari saya instruksi itu bagus juga, kita coba lakukan, tetapi itu semua kan tergantung pada orang tua siswa," kata Anton Djoko.
  Kepala SMP Negeri 1 Kota Jayapura Purnama Sinaga mengatakan, siswa-siswi kelas 9 di sekolah itu telah mengikuti kegiatan ujian try out sebanyak 2 kali yang diselenggarakan oleh pihak sekolah.
Ini berkaitan dengan penerimaan terpadu anggota Polri Tahun Anggaran 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada siswa-siswi kelas XII tentang proses penerimaan anggota Polri serta persyaratan yang diperlukan.
Menurut Cristian, tak jadi masalah ketika eskul Pramuka tidak lagi menjadi suatu kewajiban. Hanya saja, jumlah yang ikut Pramuka nantinya berkurang mulai dari tingkatan SD hingga SMA.
 Acara ini selain sebagai wujud penghargaan upaya dan kontribusi guru, orang tua, dan pengelola dalam mendukung para siswa sepanjang perjalanan ujian Cambridge mereka, juga untuk menginspirasi dan memotivasi siswa untuk terus mengejar keunggulan akademis dan mengembangkan potensi yang dimiliki.
Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim menyampaikan, dalam Pasal 24 Permendikbud Nomor 12 Tahun 2024 menyatakan bahwa keikutsertaan peserta didik dalam ekstrakurikuler bersifat sukarela. Ia pun memberikan sejumlah catatan terkait lahirnya Permendikbud 12/2024 tersebut.