Penjabat Gubernur Papua, Ramses Limbong, mengajak masyarakat lebih peduli terhadap pengelolaan sampah. Kepedulian terhadap sampah harus dimulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan, hingga tempat kerja.
Hanya bermodal kantong plastik sampah berukuran besar ditambah satu gentong air galon dan beberapa papan edukasi, sejumlah anak muda dari Sanggar Robongholo dan Rumah Bakau Jayapura rutin menggelar kegiatan pembersihan yang biasa disebut Grebek Sampah. Lokasinya juga berpindah-pindah dan pesertanya sebagian besar mahasiswa maupun anak sekolah.
Jika ada pro dan kontra, menurut Evert N Merauje itu dinamika yang biasa terjadi, namun jika dinilai sangat urgen tentu Pemkot akan pertimbangkan kembali secara rinci. "Jika Rp. 50.000 ini dinilai sangat besar, maka kita akan evaluasi atau direvisi ulang sesuai kondisi di lapangan, namun saat ini masih belum ada perubahan dan angkanya tetap Rp. 50.000 itu," jelasnya.
Hal ini penting dilakukan sehingga pendapatan yang diperoleh dari retribusi sampah dapat digunakan untuk membantu kerja-kerja pihak DLHK di lapangan. "Misalnya untuk menambah armada pengangkut sampah atau lainnya. Karena sampah di Kota Jayapura masih menjadi persoalan yang cukup sulit diatasi," kata Max kepada Cenderawasih Pos belum lama ini.
Menurut Iwan Ismulyanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Biak, masalah utama yang menyebabkan keterlambatan pengangkutan sampah adalah ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) dan ketersediaan sumber dana.
Wilhelmus, yang dipercaya untuk menyampaikan aspirasi para sopir truk sampah ini, mengaku sudah hampir 4 hari mereka mengalami kekurangan BBM untuk operasional, jika tidak ada penyelesaian dari dinas terkait maka kemungkinan besar mereka akan mogok kerja.
Jika pada saat musim kemarau, menurut warga sekitar, Kali Acai bak neraka, karena akan mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Di musim hujan meski tak lagi berbau, namun Kali Acai, sulit membuat warga tidur nyenyak. Pasalnya, ancaman luapan banjir sudah menjadi masalah tahunan yang seolah-olah sangat sulit diatasi.
Menangapi itu Kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua, Dave Muhaimin mengaku bahwa penanganan Kali Acay merupakan tangung jawab pihaknya di BWS. Namun, untuk penanganan sampah yang ada dalam Kali Acay itu, menurut Muhaimin, perlu koordinasi, duduk bersama antara BWS dan Pemkot dalam hal ini dinas terkait.
"Ada baiknya masyarakat membuang sampah pada malam hari, hingga subuh, dengan demikian memudahkan para petugas kebersihan dalam mengangkut dan membersihkan sampah, selan itu membuat kita menjadi lebih bersih dan nyaman," terangnya.
Karena itu, dia berharap kepada masyarakat supaya tidak memelihara kebiasaan buruk terutama tidak membuang sampah di sembarang tempat. Dia mengatakan mengurus sampah tidak hanya menjadi tugas pemerintah tetapi itu menjadi tanggung jawab bersama terutama dimulai dari diri masing-masing.