“Barang-barang kios serta dokumen penting seperti Ijazah, SD,SMP,SMA dan Ijazah sarjana dan akte nikah semuanya ikut ludes terbakar selain itu termasuk sejumlah uang dan 4 handone, satu buah laptop ikut terbakar tidak ada yang selamat,” beber pria asal Jombang Jawa timur itu.
Kapolres Jayawijaya AKBP Heri Wibowo, S.IK saat dikonfirmasi membenarkan adanya insiden kebakaran tersebut. Dimana kebakaran terjadi di los kedua deretan kios dan awal api diduga berasal dari pintu kios nomor tiga, namun tidak ada korban jiwa akibat peristiwa tersebut.
Tidak hanya anak-anak, tapi juga warga yang menjadi korban kebakaran tersebut untuk bagaimana menghilangkan trauma yang dialami warga akibat kehilangan tempat tinggal maupun harta benda lainnya.
Dijelaskan ada sebuah rumah semi permanen yang terbakar dan sebanyak 2 unit Damkar diturunkan.
Api, kata Kabid Damkar diduga akibat korsleting listrik dan kemudian merambat ke dinding dan membakar isi rumah. Api akhirnya bisa dikendalikan dan dipadamkan sekira pukul 05.30 WIT, namun sebagian besar rumah ludes terbakar.
‘’Untuk sementara diduga penyebab kebakaran itu dari mesin genset pembangkit listrik. Saat itu kabel yang terkupas dan ada percikan api dan diawali dari satu rumah, dimana rumah tersebut juga menjual berbagai kebutuhan pokok,’’ kata Kapolres Merauke AKBP Sandi Sultan, SIK, kepada wartawan di Merauke, Jumat (30/6).
‘’Sampai sekarang, data yang kita terima masih simpang siur. Karenanya kami harus turun langsung untuk melihat kondisi yang dialami warga yang kena musibah kebakaran kemarin,’’ kata bupati.
‘’Untuk penyebab kebakaran, masih dalam penyelidikan. Kita belum tahu penyebab kebakaran sekitar 50-an rumah termasuk beberapa kios warga di Wanam tersebut,’’ kata Kapolres Merauke AKBP Sandi Sultan, SIK, saat dihubungi Cenderawasih Pos Minggu (25/6) kemarin.
"Saya yakin bahwa teman-teman dari Damkar sudah punya data untuk titik-titik yang bisa digunakan untuk memasang hidran tersebut. Prinsipnya kita terus berupaya untuk menambah jumlah dan kapasitas hydrat dari kota Jayapura," kata Frans Pekey, Senin (19/6).
"Ada satu orang korban kebakaran, sehingga kami menyerahkan santunan sebesar Rp 5 Juta sesuai dengan aturan," kata Kepala Balai Besar Kementerian Sosial Republik Indonesia regional 6 Maluku Papua, Jhon Mampioper, Senin (19/6).