Pasalnya dua pekan terakhir dua titik ini menjadi bulan-bulanan aksi Kelompok Kriminal bersenjata (KKB) terutama di Homeyo. KKB melakukan kontak tembak selama 3 hari berturut-turut hingga menimbulkan keresahan dan ketakutan terhadap warga sipil. Namun setelah dilakukan pressure dengan kekuatan tim gabungan TNI Polri akhirnya Homeyo bisa diredam dan dikuasai.
Kapolda Papua, Irjend Pol Mathius Fakhiri meminta secara khusus kepada Karo SDM maupun Kepala SPN Polda Papua untuk mengecek kembali data para polisi muda yang baru bergabung maupun yang sudah cukup lama namun masih menggunakan ijazah SMA. Ia meminta hal tersebut dievaluasi karena pelayanan kepolisian ke depan harus terus membaik dibarengi dengan kematangan keilmuan.
Kapolda mengapresiasi Kapolresta Jayapura Kota beserta jajarannya karena telah meningkatkan fasilitas kantor Polsek Heram, Kantor Polsek Muara Tami, Rumah Rusun Polsek Muara Tami dan Mess Sanika Satyawada Polresta Jayapura Kota.
"Saya menyampaikan apresiasi kepada Kapolresta Jayapura Kota beserta jajarannya karena telah meningkatkatkan fasilitas kantor Polsek Heram, Kantor Polsek Muara Tami, Rumah Susun Polsek Muara Tami dan Mess Bujang Sanika Satyawada Polresta Jayapura Kota," ungkap Kapolda.
Kapolda berharap warga Pati di tanah perantau ini bisa bersama-sama ikut menjaga kekompakan dan memupuk tali persaudaraan dengan baik di Papua. “Warga Pati di Papua bisa terus dapat barokah dan memberi kontribusi di Tanah Papua,"pesannya.
Kapolda mengatakan untuk mengendalikan situasi ini ia telah mengirimkan pasukan brimob untuk melakukan penegakan hukum. Dipertegas bahwa pasukan yang didatangkan ini tak lagi sekedar memberikan pengamanan melainkan penegakan hukum yang artinya para pelaku yang terus menebar terror akan dikejar.
Hanya Kapolda menyayangkan karena KKB justru merusak fasilitas umum maupun mengorbankan masyarakat sipil yang tidak berdosa. Iapun meminta jika KKB ingin beradu tembak sebaiknya jangan di dalam kota karena nyawa masyarakat sipil menjadi sangat rawan. Kapolda menegaskan untuk berhadapan dengan aparat di lokasi yang bebas dari warga sipil.
Selain membakar gedung sekolah, kata dia, kelompok bersenjata itu juga mengintimidasi guru-guru sehingga mereka merasa ketakutan. "Bagaimana guru-guru mau mengajar dengan tenang tanpa ketakutan dan kekhawatiran terjadinya gangguan keamanan terhadap mereka," katanya.
Ia melihat eskalasi bisa lebih meningkat karena masing – masing akan memberikan dukungan dan bisa saja antar satu keluarga atau satu organisasi memiliki pilihan yang berbeda. Nah ketika ini diketahui maka jika tidak bisa menerima kelebihan dan kekurangan maka bisa saja akan terjadi keributan.
“Yang pertama, saya masih Kapolda dan masih mengatur terkait pola pengamanan untuk masuk pada Pilkada nanti. Saya harus menyiapkan baik dan belajar pada Pileg kemarin untuk kemudian dievaluasi sebelum Pilkada nanti,” kata Fakhiri di kediamannya pekan kemarin.