Plt Kepala Dinas Kesehatan Provisi Papua pegunungan dr. Ronny Situmorang, M. Kes menyatakanpemberian imunisasi Polio ini karena untuk memberikan perlindungan kepada anak -anak yang akan menjadi generasi penerus di Papua pegunungan sebab kasus ini sudah masuk ke wilayah Papua pegunungan seperti di Kabupaten Nduga, dan juga di Provinsi Papua tengah Kabupaten Mimika dan Provinsi Papua selatan kabuaten Merauke.
Dikatakan, Dinas Kesehatan Kabupaten Biak Numfor telah menorong seluruh Puskesmas di Pulau Karang ini untuk terakreditasi. Melihat betapa pentingnya layanan kesehatan di masyarakat, dalam membantu kebutuhan dan program strategis pemerintah yang telah disusun dengan baik.
Dijelaskan, upaya yang dilakukan dalam meminimalisir malaria yakni meningkatkan petugas mikroskopis malaria di Puskesmas dan Rumah Sakit (RS), dengan memberikan pelatihan mikroskopis malaria yang merupakan petugas laboratorium Puskesmas dan Rumah Sakit di Kabupaten Jayapura.
Turut hadir, perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Papua, serta Penjabat Eslon III, dan IV, Kepala-Kepala ruangan, serta Dokter dan jajaran RS BLUD Abepura, Direktur RS BLUD Abepura, dr. Daisy C. Urbinas, mengatakan penerapan SIMR ini di RS BLUD Abepura sudah sejak lama, hanya saja belum diterapkan secara maksimal.
Edward menerangkan, untuk imunisasi putaran ke dua telah mencapai 6.363 anak atau 29,1 persen, yakni anak usia 0-59 bln 3.629, anak usia 5-<7 tahun sebanyak 2.006 anak dan anak usia 7 tahun sebanyak 728.
Kepala PKR Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Inge Silvia ditemui media di PKR Merauke mengungkapkan bahwa dari 7.352 orang yang menjalani VCT sejak Januari-Mei 2024, tercatat 42 orang ditemukan terpapar atau positif terinveksi HIV. Dari 42 orang yang positif HIV ini, dengan pintu masuk yakni lewat ibu hamil 2 orang, hubungan seks 27 orang, TBC 4 orang, PITC 8 orang. Dan WBP 1 orang.
Karena itu, kata dia, pihaknya terus melakukan upaya untuk mengoptimalkan capaian pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di daerah ini dengan menyisir anak usia 0-8 tahun atau hingga kelas dua SD.
Pelaksanaan PIN Polio sendiri sudah dilakukan pada 7 Mei 2024. Pelaksanaan PIN membutuhkan strategi lain untuk Kabupaten Jayapura, mengingat banyak aktivitas libur dan mengejar cakupan vaksin polio (tetes manis) ada beberapa upaya yang dilakukan Dinkes Kab. Jayapura. Salah satunya dengan mempercepat pelaksanaan PIN 2 yang seharusnya dimulai pada awal bulan Juli, ini sudah digenjot pada akhir bulan Juni.
Hanya saja kata Ridwan, cakupan imunisasi masih sangat rendah. “Seharusnya, dalam dua pekan sejak 27 Mei 2024, kita sudah mencapai target putaran pertama 95% dan lanjut ke putaran berikutnya. Tapi, hingga kini hampir satu bulan berlalu, kita belum mencapainya,” kata Ridwan.
Terkait dengan upaya Dinas Kesehatan dalam penanganan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Bahan Berbahaya dan Beracun B3 di Lingkungan Puskesmas Kab. Jayapura, Dinkes Kab. Jayapura bersama Unicef melaksanakan program tersebut, dengan cara menyediakan pengelolaan IPAL pada beberapa Puskesmas yang ada.