Dia mengatakan, masalah-masalah sosial yang kemudian melibatkan anak-anak di Kota Jayapura itu, disebabkan karena beberapa factor. Pertama, anak-anak ini dilahirkan tanpa perhatian dari orang tua. Kemudian mereka terlibat dalam pergaulan yang salah, dan pada akhirnya mengancam masa depan mereka.
Untuk itu, ia berharap kepada para orang tua untuk mengerti dan memahami aturan ini. Jika ada anaknya yang diajak atau ikut ikutan berkampanye harusnya dilarang. Termasuk jika orang tua punya anak di bawah umur juga tidak boleh diajak saat berkampanye.
Hal ini juga sebagai upaya Pemerintah Kota Jayapura untuk menekan angka kejahatan di Kota Jayapura. Karena itu, dia memastikan sebelum Desember nanti, tidak ada lagi anak-anak jalanan di wilayah kota Jayapura yang berkeliaran.
Kepala Dinas Kesehatan Jayawijaya dokter Willy Mambieuw, S.pB menyatakan berdasarkan komitmen telah disepakati, maka 4 September akan melaunching gerakan bapak asuh anak stunting (BAAS) yang dilakukan di distrik Asologaima.
Kapolres Jayawijaya melalui Plt. Kasi Humas Ipda M. Suryanto menyatakan bahwa dalam razia tersebut pihaknya berhasil mengamankan barang bukti berupa 2 bilah pisau sangkur , 11 botol CT, dan 5 plastik CT, 1 botol vodka, 1 Kaleng lem fox berukuran besar dan 5 botol plastik lem fox yang sedang dikonsumsi anak-anak di Tugu salib dan langsung di musnahkan dgn cara di bakar.
"Hingga kini belum ada UPTD PPA di kabupaten/kota. Oleh sebab itu, kami harap secepatnya dibuatkan unitnya agar mempermudah pelaporan kekerasan diskriminasi dan perlindungan khusus bagi perempuan dan anak," ucap Sekda Papua, Muhammad Ridwan Rumasukun pada Rabu, (28/8) lalu di acara rapat komite penasehat.
  Menurut Endy Irawan, kecelakaan lalu lintas menjadi salah satu inti permasalahan yang terjadi akibat kelalaian di bidang keselamatan. Ia menemukan banyaknya kejadian anak di bawah umur mengendarai kendaraan bermotor. Padahal pada rentang umur ini belum diizinkan mengendarai kendaraan, dibuktikan dengan belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
Sejumlah saksi yang melihat kejadian itu menjelaskan, saat dibonceng sang ibu ke sekolah, bocah berumur kurang lebih 6 tahun ini terlihat mengenakan seragam salah satu sekolah Taman Kanak-kanak (TK) di Mimika.
  Dikatakan, dari kegiatan Pramuka, anak-anak mendapatkan materi tentang kepemimpinan, baik sebagai pemimpin di kelompok atau pemimpin di sekolah. Selain itu, kegiatan-kegiatan Pramuka ini berkaitan dengan kreativitas seperti mencintai alam lingkungan, gotong royong hingga menghargai orang lain.
Sejumlah anak-anak usia sekolah yang berkeliaran pada malam hari di sejumlah sudut Kota Jayapura, sebenarnya cukup memprihatinkan. Bagaimana tidak, belasan anak-anak usia sekolah yang semestinya pada malam hari harus berada di rumah dan belajar, tetapi justru sebaliknya mereka ada di jalanan, dan rawan dengan berbagai hal negatif yang lepas dari pantauan orang tua.